Risiko Minuman Energi untuk Anak Dari Sakit Kepala hingga Gagal Jantung

Risiko Minuman Energi untuk Anak: Dari Sakit Kepala hingga Gagal Jantung
Ilustrasi(halodoc)

MINUMAN berenergi sering dianggap mampu memberikan tambahan tenaga dan membuat tubuh lebih bertenaga. Bagi orang dewasa yang sehat, minuman ini relatif aman jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun, bagi anak-anak, minuman berenergi justru bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius yang tidak boleh diabaikan.

Kandungan Tinggi Kafein dan Gula

Mengutip dari laman Alodokter, sebagian besar minuman berenergi merupakan minuman bersoda dengan kadar kafein yang sangat tinggi. Kafein merupakan zat stimulan yang membuat otak lebih aktif, sehingga tubuh terasa segar dan tidak mudah mengantuk. Sayangnya, kandungan kafein dalam satu kaleng minuman berenergi bisa mencapai lebih dari 200 mg.

Angka ini jauh melebihi batas aman untuk remaja usia 12-18 tahun yang hanya disarankan mengonsumsi kafein maksimal 100 mg per hari. Dengan kata lain, hanya satu kaleng minuman berenergi saja sudah dua kali lipat lebih banyak dari batas aman tersebut.

Tidak hanya kafein, minuman berenergi juga biasanya mengandung zat perangsang lain seperti taurin, L-carnitine, dan guarana. Ditambah lagi, kadar gula yang tinggi dalam minuman ini bisa memicu ketergantungan, merusak gigi, meningkatkan risiko obesitas, bahkan diabetes di usia muda.

Dampak Negatif pada Kesehatan Anak

Jika anak terlalu sering mengonsumsi minuman berenergi, berbagai gangguan kesehatan bisa muncul. Dampaknya antara lain:

  • Sakit kepala
  • Gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, atau mual muntah
  • Rasa gelisah dan cemas berlebihan
  • Sulit konsentrasi
  • Gangguan tidur (insomnia)
  • Sering buang air kecil
  • Tekanan darah tinggi
  • Masalah jantung, seperti aritmia (denyut jantung tidak teratur) atau gagal jantung
  • Dehidrasi
  • Kejang-kejang
  • Risiko kematian, jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka waktu lama
  • Sejumlah laporan medis bahkan mencatat adanya kasus kematian akibat konsumsi minuman berenergi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Peran Orangtua dalam Membatasi Konsumsi

Apabila anak sudah terbiasa mengonsumsi minuman berenergi, orangtua perlu membantu menghentikan kebiasaan tersebut. Caranya adalah dengan lebih memperhatikan pola makan anak, termasuk kebiasaan jajan dan jenis minuman yang dipilih.

Daripada memberikan minuman berenergi, orangtua bisa mengenalkan berbagai pilihan minuman sehat yang lebih aman. Misalnya air putih, infused water, air kelapa, jus buah segar, susu rendah lemak tanpa tambahan gula, atau teh herbal seperti chamomile. Minuman-minuman tersebut tidak hanya menyegarkan, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang lebih baik untuk tumbuh kembang anak.

Selain itu, orangtua dan anggota keluarga lainnya juga perlu menjadi teladan. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtuanya, sehingga jika orangtua sendiri masih sering mengonsumsi minuman berenergi, akan sulit bagi anak untuk berhenti. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk menunjukkan kebiasaan hidup sehat di depan anak. (Alodokter/Z-2)

[OTOMOTIFKU]