
PASANGAN ganda campuran Indonesia, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, menyebut rangkaian tiga turnamen beruntun di level elite, termasuk BWF World Tour Super 500 Korea Terbuka 2025, menjadi pengalaman berharga dalam upaya menjaga konsistensi permainan mereka.
Dalam turnamen kali ini, Amri/Nita harus terhenti di babak semifinal usai dikalahkan pasangan unggulan pertama asal Tiongkok, Fang Yan Zhe/Huang Dong Ping, dengan skor 20-22, 12-21 di Suwon Gymnasium, Sabtu.
“Pertandingan hari ini sebenarnya berjalan cukup baik, kami berhasil menerapkan strategi. Hanya memang sayang di gim pertama saat tensi tinggi kami tidak bisa mengonversi jadi kemenangan, akhirnya itu cukup berpengaruh saat masuk ke gim kedua,” kata Amri dalam keterangan resmi PBSI.
Amri menekankan bahwa tampil di level tinggi menuntut fokus penuh sepanjang pertandingan.
“Dari tiga turnamen beruntun ini, kami bisa mengambil pelajaran bahwa main di level atas memang fokus harus terus terjaga karena satu, dua, tiga poin bisa menentukan hasil menang atau kalah. Itu juga yang membedakan kami dengan Fang/Huang tadi,” ujarnya.
Sementara itu, Nita menilai faktor kondisi lapangan yang lebih berangin membuat mereka semakin tertekan di gim kedua.
“Gim pertama saat sudah berhasil mengejar tapi di poin-poin akhir malah mati sendiri. Di gim kedua posisi kami kalah angin jadi tekanan mereka terasa lebih cepat datang,” ucap Nita.
Meski gagal melaju ke final, Amri/Nita menganggap pencapaian semifinal ini sebagai perkembangan positif.
“Secara hasil pasti belum puas, tapi kami bersyukur bisa kembali ke semifinal dengan melihat lawan-lawan yang kami lewati sebelumnya,” ujar Nita.
Sebelum tampil di Korea Terbuka 2025, ganda campuran muda Indonesia itu juga menembus semifinal Super 300 makau Terbuka, babak pertama Super 500 Hong Kong Terbuka, serta babak kedua Super 750 Tiongkok Masters. (Ant/I-3)
[OTOMOTIFKU]