AS Pertimbangkan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Moskow Bisa Jadi Target

AS Pertimbangkan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Moskow Bisa Jadi Target
AS tengah menimbang permintaan Ukraina untuk rudal Tomahawk jarak jauh yang dapat menjangkau Moskow. (Media Sosial X)

AMERIKA Serikat dikabarkan tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk memperoleh rudal jelajah jarak jauh Tomahawk. Hal ini diungkapkan Wakil Presiden AS, JD Vance, meski ia menegaskan keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden Donald Trump.

Ukraina sudah lama mendesak negara-negara Barat untuk memberikan persenjataan yang mampu menjangkau kota-kota besar Rusia, termasuk Moskow. Menurut Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Ivan Havryliuk, kemampuan tersebut akan melemahkan industri militer Rusia secara signifikan dan mendorong Moskow ke meja perundingan. 

“Jika biaya perang terlalu tinggi bagi Moskow, mereka akan dipaksa untuk bernegosiasi,” ujarnya kepada BBC.

Namun, Kremlin meremehkan wacana itu. Juru bicara Dmitry Peskov menyebut tidak ada “obat mujarab” yang bisa mengubah situasi di medan perang. “Entah itu Tomahawk atau rudal lain, tidak akan mengubah dinamika,” katanya.

Dukungan AS dan Perubahan Sikap Trump

Rudal Tomahawk memiliki jangkauan hingga 2.500 km, yang artinya Moskow bisa berada dalam jangkauan Ukraina. Meski Vance bersikap hati-hati, utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengindikasikan Trump telah mengizinkan serangan ke wilayah Rusia dalam kondisi tertentu.

Sikap ini menandai perubahan nada dari Washington. Setelah sempat skeptis terhadap kemampuan Ukraina, pekan lalu Trump bahkan menyatakan Kyiv bisa “merebut kembali seluruh wilayahnya dalam bentuk semula”. Pernyataan yang mengejutkan Presiden Volodymyr Zelensky.

Trump juga disebut frustrasi dengan sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang terlihat seolah membuka peluang negosiasi. Di saat bersamaan terus menggempur kota-kota Ukraina.

Intensitas Serangan Rusia Meningkat

Pada Minggu lalu, Rusia melancarkan serangan udara selama 12 jam menggunakan ratusan drone dan hampir 50 rudal, menewaskan empat orang di Kyiv dan melukai setidaknya 70 lainnya. Menurut Havryliuk, Rusia diperkirakan akan terus meningkatkan intensitas serangannya dengan teknologi drone yang makin canggih, mampu menembus sistem peperangan elektronik Ukraina.

Kyiv kini mendesak mitra Barat untuk memasok setidaknya 10 unit sistem pertahanan udara Patriot. Sistem ini diyakini mampu mendeteksi serta mencegat rudal balistik. Havryliuk menyebut sudah ada “pergerakan” terkait janji Trump soal Patriot, meski enggan menjelaskan rinciannya.

Ketergantungan pada Mitra Barat

Meski industri pertahanan Ukraina berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir, termasuk produksi drone FPV dan amunisi artileri, kapasitasnya belum mencukupi kebutuhan garis depan. Karena itu, Kyiv masih sangat bergantung pada dukungan militer dari AS dan sekutunya.

Bagi Ukraina, kombinasi antara perlindungan udara yang lebih kuat dan kemampuan menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia diyakini menjadi kunci untuk memaksa Moskow membuka perundingan damai. “Hanya bersama mitra internasional kita bisa menghentikan teror Rusia di langit,” tegas Havryliuk. (BBC/Z-2)

[OTOMOTIFKU]