Cegah Keracunan MBG, SPPG Ini Lakukan Sistem 2 Sesi Masak dan Uji Kelayakan Berulang

Cegah Keracunan MBG, SPPG Ini Lakukan Sistem 2 Sesi Masak dan Uji Kelayakan Berulang
Penyiapan MBG di SPPG Kepala Tujuh Kecamatan Grunggang Kota Pangkalpinang(MI/Rendy Ferdiansyah)

SATUAN Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pangkalpinang, Bangka Belitung, menerapkan sistem masak dua sesi dan uji kelayakannya berulang kali. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kualitas konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG), serta mencegah potensi keracunan.

Kepala SPPG Kepala Tujuh Kecamatan Grunggang Kota Pangkalpinang, Febi Mutia Ningrum, mengatakan sistem masak dua sesi ini ditujukan untuk mencegah kasus keracunan. Ia merinci, sesi masak pertama dimulai pukul 08.00 untuk porsi kecil yang akan dibagikan pada siswa TK dan SD kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan sesi kedua dimulai pukul 10.00 untuk porsi besar yang ditujukan bagi siswa SD kelas 4, 5, dan 6 serta SMP. Sistem ini, menurutnya, diterapkan untuk menghindari potensi keracunan dan memastikan MBG tetap aman dikonsumsi.

“Kami memisahkan sesi memasak untuk memastikan setiap makanan yang kami distribusikan aman dan layak dikonsumsi oleh anak-anak,” kata Febi Muthia Ningrum, Selasa (30/9).

Selain itu, sebelum diolah, semua bahan makanan diuji sampelnya untuk memastikan bahan yang digunakan aman dan berkualitas. “Sebelum MBG didistribusikan ke sekolah-sekolah, ahli gizi akan mencicipi makanan tersebut dua kali setiap sesi. Ini adalah langkah final untuk memastikan setiap hidangan aman dan bergizi,” ungkapnya.

Ia menyebutkan SPPG Kepala Tujuh melayani MBG untuk 12 sekolah terdiri dari 4 TK dan 8 SD serta SMP dengan total 2.800 siswa.

Sementara, Perwakilan Yayasan Ayana Tyaga Nusantara pengelola SPPG Kepala Tujuh mengatakan untuk mencegah keracunan massal, SPPG diawasi ketat.

“Kita diawasi ketat oleh Dinkes, untuk memastikan kehigienisan dan keamanan MBG, agar tidak terjadi keracunan,” ucapnya.

Selain itu, tim ahli gizi juga dilibatkan untuk melakukan uji sampel kelayakan makanan sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah.(M-2).

[OTOMOTIFKU]