Cegah Penyakit Menular, Puluhan Anak Ikuti Imunisasi Rutin Bersama IDAI dan Rumah Vaksinasi

Cegah Penyakit Menular, Puluhan Anak Ikuti Imunisasi Rutin Bersama IDAI dan Rumah Vaksinasi
imunisasi(MI/Abi)

DALAM rangka meningkatkan cakupan dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya imunisasi pada anak usia dini, Rumah Vaksinasi bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Posyandu setempat menyelenggarakan Vaksinasi Massal Balita pada Sabtu (20/9/2025) di Jalan Raya Inpres No. 81, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Direktur Rumah Vaksinasi, Elsa Hufaidah menjelaskan bahwa program vaksinasi ini rutin dilakukan sebulan sekali selama lebih dari dua tahun terakhir. Menurutnya, antusias masyarakat semakin meningkat dari waktu ke waktu.

“Biasanya sekitar 30 anak hadir dalam setiap kegiatan, namun hari ini hampir 50 anak yang terdaftar. Hal ini menunjukkan orang tua semakin sadar akan pentingnya imunisasi,” ujar Elsa kepada awak media.

Acara ini menegaskan komitmen para tenaga kesehatan untuk melindungi anak-anak Indonesia dari penyakit berbahaya yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti campak, rubella, polio, dan difteri. Jenis vaksin yang diberikan meliputi BCG, DPT, OPV, PCV, Rotavirus, IPV, dan MR.

Elsa menambahkan, selain vaksinasi dasar yang sudah menjadi program pemerintah, beberapa orang tua juga memilih untuk melengkapi anak mereka dengan vaksin tambahan sesuai jadwal yang direkomendasikan IDAI. 

“Semua vaksin memiliki efek samping ringan, seperti demam atau bengkak di area suntikan. Itu normal dan bisa ditangani dengan kompres atau obat penurun panas bila suhu tubuh lebih dari 38 derajat. Jadi orang tua tidak perlu khawatir berlebihan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menyoroti bahwa cakupan imunisasi di Indonesia masih belum optimal.

“Di kota besar kesadaran orang tua cukup tinggi, tetapi di beberapa daerah cakupan masih rendah. Bahkan, kita masih menjumpai Kejadian Luar Biasa (KLB) campak seperti di Sumenep yang menelan korban hingga 20 anak. Itu membuktikan bahwa imunisasi belum merata,” tegasnya.

Menurut Piprim, keberhasilan imunisasi tidak hanya bergantung pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut, tetapi justru pada penguatan layanan primer. Posyandu, puskesmas, serta peran kader kesehatan menjadi kunci dalam menjangkau masyarakat luas.

“Percuma kita punya rumah sakit megah dan alat canggih, jika imunisasi dasar tidak berjalan dengan baik. Yang paling penting adalah memperkuat layanan kesehatan primer agar anak-anak tidak lagi tertinggal dari program imunisasi,” jelasnya.

[OTOMOTIFKU]