Daftar 11 Penyakit yang Belum Bisa Disembuhkan, Ada Diabetes hingga Sindrom Orang Kaku

Daftar 11 Penyakit yang Belum Bisa Disembuhkan, Ada Diabetes hingga Sindrom Orang Kaku
Ilustrasi(freepik)

DI tengah kemajuan ilmu kedokteran yang pesat, masih ada sejumlah penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Penyakit-penyakit ini menyerang jutaan orang di seluruh dunia, memengaruhi kualitas hidup, bahkan mengancam nyawa.

Semua memerlukan perawatan jangka panjang dan pengelolaan ketat agar penderita tetap bisa bertahan. Berikut beberapa penyakit yang belum bisa disembuhkan:

1. Stiff person syndrome (SPS)

Penyakit ini adalah kelainan neurologis autoimun yang sangat langka. Kondisi ini ditandai dengan kekakuan pada otot tubuh, terutama di bagian badan dan perut. SPS dapat dialami oleh siapa saja, meskipun gejalanya lebih sering muncul pada usia 30 hingga 40 tahun. Menariknya, pria diketahui memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mengalaminya dibandingkan wanita.

Selain itu, SPS juga sering dikaitkan dengan penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1, penyakit tiroid autoimun, vitiligo, anemia pernisiosa, dan penyakit celiac.

Penderita SPS biasanya mengalami kekakuan otot yang ekstrem, terutama pada otot inti tubuh. Hal ini bisa memengaruhi postur tubuh, sehingga penderitanya tampak membungkuk. Gejala lain yang umum adalah kejang otot yang terasa menyakitkan, kesulitan berjalan, serta gangguan sensorik, misalnya menjadi sangat peka terhadap cahaya, kebisingan, maupun suara tertentu.

2. Diabetes (Tipe 1 dan Tipe 2)

Kedua jenis diabetes merupakan kondisi seumur hidup. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak menghasilkan insulin, sementara pada diabetes tipe 2, tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Hingga kini, belum ada obat karena diabetes melibatkan faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, serta pengaruh lingkungan. Pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, tetap aktif, dan rutin memantau kadar gula darah menjadi cara terbaik untuk mengurangi risikonya.

3. Penyakit Alzheimer

Salah satu penyakit kronis paling memilukan yang belum ada obatnya adalah Alzheimer. Penyakit ini merupakan gangguan neurodegeneratif yang perlahan merusak ingatan, kemampuan berpikir, dan perilaku. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia dan biasanya dialami oleh orang berusia di atas 65 tahun.

Kerusakan otak akibat Alzheimer sebenarnya sudah dimulai puluhan tahun sebelum gejala muncul, sementara penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami oleh ilmuwan. Meskipun belum dapat dicegah, pola makan sehat, olahraga teratur, aktivitas yang merangsang otak, dan menjaga tekanan darah dapat membantu mengurangi risiko.

4. HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) melemahkan sistem kekebalan tubuh dan, jika tidak diobati, akan berkembang menjadi AIDS. Terapi antiretroviral dapat menekan virus hingga tidak terdeteksi, tetapi tidak dapat menghilangkannya sepenuhnya karena virus bersembunyi di dalam “reservoir” tubuh yang tidak bisa dijangkau obat.

Pencegahannya antara lain dengan melakukan hubungan seksual yang aman, pemeriksaan kesehatan rutin, tidak berbagi jarum suntik, serta penggunaan obat pencegahan bagi orang dengan risiko tinggi.

5. Penyakit Parkinson

Gangguan neurologis ini memengaruhi pergerakan serta koordinasi tubuh dan ditandai dengan gemetar, kaku otot, serta kesulitan berjalan atau berbicara. Penyakit ini belum ada obatnya karena melibatkan kematian sel otak penghasil dopamin yang tidak dapat dipulihkan. Walaupun tidak bisa dicegah, olahraga teratur dan pola makan sehat dapat membantu menunda gejalanya.

6. Fibrosis Kistik

Penyakit genetik ini menyebabkan penumpukan lendir kental di paru-paru dan saluran pencernaan, sehingga menimbulkan infeksi berulang dan gangguan pernapasan. Penyebabnya adalah mutasi pada gen CFTR yang hingga kini belum dapat diperbaiki, meskipun pengobatan sudah semakin maju. Pencegahan dapat dilakukan melalui konseling genetik, pemeriksaan sejak dini, serta kepatuhan terhadap pengobatan.

7. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

ALS adalah penyakit saraf motorik yang secara bertahap melumpuhkan tubuh, sementara kemampuan berpikir sering tetap terjaga. Penyakit ini belum dapat disembuhkan karena para ilmuwan belum sepenuhnya memahami penyebab kematian sel saraf yang terjadi. Walaupun belum ada cara pencegahan, deteksi dini dan perawatan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.

8. Multiple Sclerosis (MS)

MS merupakan penyakit kronis di mana sistem kekebalan menyerang lapisan pelindung saraf sehingga mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh. Hingga kini belum ada obatnya karena penyebab pasti belum diketahui dan gejalanya berbeda pada setiap orang. Diagnosis dini, pemeriksaan medis rutin, menjaga kadar vitamin D, serta menghindari kebiasaan merokok dapat membantu memperlambat perkembangannya.

9. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan peradangan pada kulit, sendi, dan organ dalam. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan karena penyakit autoimun sangat kompleks dan tidak memiliki satu penyebab tunggal. Namun, gejalanya dapat dikendalikan dengan mengelola stres, menghindari paparan sinar matahari, serta disiplin dalam menjalani pengobatan.

10. Skizofrenia

Gangguan mental serius ini memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderitanya mungkin mengalami halusinasi, delusi, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Skizofrenia belum dapat disembuhkan karena penyebabnya melibatkan gabungan faktor genetik dan lingkungan yang masih belum sepenuhnya dipahami. Pencegahan dapat dilakukan melalui intervensi psikiatri sejak dini, terapi, serta dukungan sosial yang kuat.

11. Penyakit Ginjal Kronis (PGK)

Penyakit ini secara perlahan menurunkan fungsi ginjal, dan pada tahap lanjut penderita memerlukan cuci darah atau transplantasi. Belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan ginjal karena biasanya bersifat permanen, sementara perawatan hanya bisa memperlambat perkembangannya. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengendalikan tekanan darah dan diabetes, menghindari penggunaan obat pereda nyeri secara berlebihan, serta menjaga kecukupan cairan tubuh.

Sumber: Halodoc, Times Life

 

[OTOMOTIFKU]