
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat dalam waktu kurang dari setahun. Meski mengakui masih ada kekurangan, ia memastikan angka kesalahan atau penyimpangan yang terjadi tidak sampai satu persen.
Penyimpangan yang dimaksud oleh Presiden berkaitan dengan pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) oleh sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal itu mengakibatkan puluhan kasus keracunan yang berdampak pada lebih dari 5.000 penerima MBG, terutama sepanjang Januari hingga September 2025.
“Dari semua makanan yang keluar, penyimpangan atau kesalahan hanya 0,00017 persen. Ini bukan berarti kita puas, tetapi ini usaha besar yang belum pernah dilakukan dalam sejarah,” kata Prabowo saat menghadiri Penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di The Sultan Hotel, Senin (29/9).
Sebagai langkah antisipasi, Prabowo memerintahkan agar seluruh dapur MBG yang dikelola SPPG wajib memiliki alat uji (test kit). Alat tersebut digunakan untuk mengetes makanan sebelum didistribusikan ke sekolah, anak balita, maupun ibu hamil.
Ia menegaskan, keberadaan test kit menjadi bagian penting dari SOP yang harus dipatuhi setiap dapur MBG. Dengan demikian, potensi kasus keracunan bisa dicegah sejak dini.
“Jadi, saudara-saudara, 30 juta (penerima) kita bangga, kita risau masih ada (kasus keracunan), makanya kita tertibkan semua SPPG, semua dapur MBG. Kita sudah bikin SOP, semua alat harus dicuci pakai alat modern, dan tidak terlalu mahal untuk membersihkan, untuk membunuh semua bakteri. Kita juga perintahkan semua dapur harus punya test kit, alat uji, sebelum distribusi harus diuji dulu semua, dan langkah preventif lainnya,” kata Prabowo. (Ant/Bob/P-4)
[OTOMOTIFKU]