
KELURAHAN Sawahgede, khususnya RT 03 RW 14, Kabupaten Cianjur, ditetapkan sebagai lokasi pilot project program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project). ISWMP hadir sebagai upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan Bank Dunia untuk mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan.
Persoalan sampah menjadi tantangan serius di Kabupaten Cianjur. Timbulan sampah harian yang berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata kini diperkirakan mencapai 1.260 ton per hari (SIPSN, 2024).
Kondisi geografis Cianjur yang luas dan beragam, meliputi wilayah urban, pedesaan, dan pegunungan, menyulitkan proses pengangkutan dan pengolahan sampah secara merata. Di tengah keterbatasan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang masih konvensional, kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dari rumah tangga masih tergolong rendah.
Menjawab tantangan ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak hanya memperkuat infrastruktur fisik, tetapi juga mulai mengembangkan pendekatan berbasis masyarakat. Program edukatif seperti pelatihan pengolahan sampah organik, pengembangan bank sampah di desa, serta kampanye pilah sampah di sekolah dan pesantren terus digencarkan.
Kepala Kelurahan Sawahgede, Dendi Irawan, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang telah diberikan.
“Terima kasih kepada Tim Pendamping PPAM ISWMP dan Dinas Lingkungan Hidup yang selalu mendampingi dan memotivasi masyarakat RT 03 RW 14. Kegiatan memilah dan mengurangi sampah berjalan sesuai harapan, bahkan telah membentuk Bank Sampah Baraya yang belum lama ini mendapat piagam sebagai bank sampah terbaik dari DLH, ditandatangani langsung oleh Bupati Cianjur,” ujarnya.
Sebagai bentuk keberlanjutan, Kelurahan Sawahgede kini merencanakan replikasi pilot project di RW 01, RW 11, RW 14, dan RW 15. Sehingga telah dibentuk pula Duta Pilah Sampah yang diharapkan menjadi agen perubahan di tiap wilayah.
KOLABORASI BANYAK PIHAK
Melalui kolaborasi dengan tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan kelompok perempuan, pemerintah daerah berupaya menanamkan budaya memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal menuju pengelolaan yang berkelanjutan.
Berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS), target pengangkutan langsung ke TPA pada tahun 2028 ditetapkan hanya 12,92%. Ini membuka peluang ekonomi dari pengelolaan sampah mandiri oleh warga.
Proyek ISWMP tidak hanya fokus pada perubahan perilaku masyarakat, tetapi juga mendorong lahirnya kebijakan dan sistem kelembagaan yang mendukung keberlanjutan.
RISPS menjadi peta jalan strategis, regulasi daerah menjadi landasan hukum, dan peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi kunci keberhasilan implementasi di lapangan.
ISWMP hadir sebagai upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan Bank Dunia untuk mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan.
Di Kabupaten Cianjur, Kelurahan Sawahgede, khususnya RT 03 RW 14, ditetapkan sebagai lokasi pilot project.
Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra offtaker, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari warga dan pengurus lingkungan.
DAMPAK NYATA DALAM DUA BULAN
Hanya dalam dua bulan, perubahan mulai terlihat. Karena warga mulai terbiasa memilah sampah. Dukungan RT/RW semakin kuat. Bank sampah menerima sampah terpilah dengan kualitas lebih baik.
Dengan demikian, hasilnya rata-rata 49–52 kg sampah organik dipilah setiap hari dari satu RT. Sebanyak 10–20 kg sampah daur ulang juga berhasil dikumpulkan setiap harinya. Angka ini menunjukkan bahwa satu RT saja mampu memberikan kontribusi besar dalam mengurangi sampah yang berakhir di TPA.
Sehingga Jika diterapkan di skala kelurahan, potensi pengurangan bisa mencapai ratusan kilogram per hari. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolektif banyak pihak. Tim fasilitator PPAM aktif mendampingi warga dan membangun komunikasi erat dengan pengurus RT. Dinas Lingkungan Hidup memastikan sistem pengangkutan berjalan optimal. (H-1)
[OTOMOTIFKU]