
HIGHER Education Partnership Conference (Hepcon) 2025 resmi digelar di Balai Kartini, Jakarta, selama dua hari, mulai hari ini hingga Sabtu (27/9).
Acara internasional ini jadi ajang bergengsi yang mempertemukan para pemimpin universitas, pejabat pemerintah, pelaku industri, serta organisasi internasional untuk memperkuat kolaborasi global di bidang pendidikan tinggi.
Direktur MSW Global Michael Tan selaku penyelenggara mengatakan selama dua hari, Hepcon 2025 menghadirkan keynote sessions, diskusi panel, dan forum kemitraan yang membahas isu-isu strategis, mulai dari transformasi digital, kolaborasi lintas negara, hingga penguatan mobilitas mahasiswa.
Konferensi ini, jelas dia, menghadirkan pembicara dari Indonesia, Asia Tenggara, Eropa, hingga Timur Tengah, termasuk perwakilan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisainstek).
Juga hadir, dari British Council, Commission on Higher Education Philippines, Education Malaysia Global Services, Binus University, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Nanyang Technological University Singapura.
“Hepcon bukan sekadar konferensi, tetapi sebuah platform khusus untuk partnership guna membangun dialog bermakna dan aliansi berkelanjutan antar pendidikan tinggi, dikdasmen (pendidikan dasar dan menengah), hingga industri yang akan membentuk masa depan pendidikan tinggi dunia,” ujar Michael, di Jakarta, Jumat (26/9).
Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisainstek Prof Junaidi Khotib mengungkapkan Hepcon 2025 bukan hanya sebuah konferensi, melainkan sebuah tonggak penting dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan dunia industri.
“Melalui kolaborasi lintas sektor ini, kita dapat mempercepat inovasi, meningkatkan kualitas riset, dan memastikan bahwa lulusan kita siap menghadapi tantangan global,” kata dia.
Kemendiktisainstek, lanjut Junaidi, mendukung penuh inisiatif ini sebagai bagian dari visi besar memperkuat ekosistem penelitian dan pengembangan di Indonesia. Dengan begitu, riset-riset nasional tidak hanya berkembang, tetapi juga berdampak nyata pada masyarakat dan perekonomian bangsa.
Selain sesi pleno, Hepcon 2025 menghadirkan paviliun internasional dari Malaysia, Filipina, dan Rusia, yang menampilkan universitas terkemuka dan peluang kolaborasi lintas negara.
Hepcon akan dilanjutkan dengan World Education Expo (WEE) 2025, sebuah pameran pendidikan internasional yang memberikan kesempatan bagi siswa-siswi Indonesia untuk bertemu langsung dengan universitas dan institusi pendidikan dari dalam dan luar negeri.
“WEE menjadi wadah penting bagi generasi muda untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Junaidi.
Ia berharap dengan cakupan tema luas seperti implementasi artificial intelligence (AI) dan big data dalam pendidikan, strategi menghadapi disrupsi global, hingga model kemitraan lintas batas, Hepcon 2025 menjadi referensi penting dalam melihat arah baru pendidikan tinggi global. (H-2)
[OTOMOTIFKU]