
HARGA emas dunia terus menunjukkan penguatan, memunculkan optimisme tren positif ini akan berlanjut hingga semester II 2025. Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pada perdagangan Jumat (19/9), harga emas dunia ditutup menguat di US$3.684,38 per troy ounce.
Sedangkan, untuk perdagangan besok Senin (22/9), harga emas dunia diperkirakan bergerak di kisaran support US$3.668,90 per troy ounce hingga resistance US$3.696,70 per troy ounce. Ibrahim meramalkan dalam satu minggu, harga emas dunia diprediksi kisaran support US$3.654,90 per troy ounce hingga resistance US$3.715,60 per troy ounce.
“Dalam semester kedua 2025, saya optimis harga emas dunia bisa mencapai US$ 3.788 per troy ounce dan logam mulia di Rp2.180.000 per gram,” prediksi Ibrahim dalam keterangan resmi, Minggu (21/9).
Ia menuturkan harga emas dunia di pasar internasional terbentuk berdasarkan analisa baik analisa fundamental maupun analisa teknikal, serta permintaan dan penawaran terhadap emas Batangan di dunia.
Pelaku pasar mencermati prospek politik di Amerika Serikat (AS). Mahkamah Agung setempat pada Kamis (18/9), menetapkan tanggal 5 November untuk mendengarkan argumen terkait legalitas tarif global Presiden AS Donald Trump. Trump juga berulang kali mengkritik The Fed karena tidak memangkas suku bunga dengan cepat dan lebih dalam, yang memicu kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS.
Pada Kamis lalu, pemerintahan Trump meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan presiden melanjutkan pemecatan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook yang sebelumnya sudah di tolak oleh pengadilan federal. Hal ini sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di AS.
Stephen Miran yang baru diangkat adalah satu-satunya yang tidak setuju, mendesak pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin. Pasar telah memperhitungkan peluang tipis untuk pemangkasan agresif, di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dan meningkatnya risiko pengangguran.
Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, risiko di pasar tenaga kerja menjadi alasan pemangkasan suku bunga. Sebelumnya, bank sentral AS menurunkan suku bunga acuannya menjadi 4,00%-4,25% pada hari Rabu, pemangkasan pertama sejak Desember. Proyeksi dot plot The Fed yang diperbarui menunjukkan dua pemangkasan lagi diperkirakan sebelum akhir tahun, sementara memproyeksikan hanya satu pemangkasan lagi pada 2026.
Data ekonomi terbaru juga menambah kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun pada bulan Agustus, tertekan oleh kelebihan pasokan rumah baru yang tidak terjual.
Faktor lainnya yang dapat memicu kenaikan harga emas ialah ketegangan geopolitik di Eropa. Meningkatnya permusuhan antara Rusia dan Ukraina memicu spekulasi akan adanya gangguan pasokan lebih lanjut. Meskipun demikian, Presiden Trump telah menyerukan harga minyak yang lebih rendah untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina. Trump mengatakan perang akan berakhir jika harga minyak turun. (H-3)
[OTOMOTIFKU]