IEUCEPA Dorong Perdagangan RIUni Eropa Tembus Rp999 Triliun

IEU–CEPA Dorong Perdagangan RI–Uni Eropa Tembus Rp999 Triliun
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU–CEPA) akan membawa perdagangan bilateral tumbuh hingga US$60 miliar atau sekitar Rp999,18 triliun (kur(MI/Insi Nantika Jelita)

KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU–CEPA) akan membawa perdagangan bilateral tumbuh hingga US$60 miliar atau sekitar Rp999,18 triliun (kurs Rp16.653) dalam beberapa tahun ke depan.

Indonesia dan Uni Eropa telah berkomitmen menghapus tarif pada lebih dari 98% jenis tarif dan 99% dari total nilai impor. Setelah implementasi, produk Indonesia akan langsung menikmati tarif 0% di 90,40% pasar Uni Eropa, dengan pengurangan tarif lebih lanjut yang akan berlaku secara bertahap. 

“Kami memproyeksikan perdagangan kedua pihak bisa tumbuh hingga US$60 miliar dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya dalam Indonesia–European Union Business Outlook di Sofitel Nusa Dua, Badung, Bali, pada Selasa (23/9).

Selain itu, pihaknya memproyeksikan sebagian besar ekspor Indonesia ke Uni Eropa meningkat lebih dari 50% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. 

Liberalitas perjanjian ini dianggap amat komprehensif. Indonesia akan memangkas tarif pada 97,75% produk yang mencakup 98% impor dari Uni Eropa, sedangkan Uni Eropa akan menghapus tarif pada 98,61% produk yang mencakup 100% ekspor Indonesia saat ini. Dengan demikian, kedua pihak memperoleh akses pasar yang luas dan bebas tarif.

Shinta menyebut dampak liberalisasi ini diperkirakan signifikan. Volume ekspor Indonesia akan meningkat dalam waktu singkat. Produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan naik 0,9%, dengan keuntungan kesejahteraan lebih dari US$824 juta.

“Aliran investasi langsung asing juga diperkirakan meningkat, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap prospek jangka panjang Indonesia,” tuturnya.

Investasi diperkirakan mengalir ke sektor kendaraan listrik, energi terbarukan, semikonduktor, TIK, farmasi, dan industri hilir. Bagi rumah tangga, hal ini berarti lebih banyak pilihan, harga lebih kompetitif, dan produk berkualitas tinggi.

Shinta menambahkan, bagi Indonesia, sektor seperti minyak sawit, tekstil, barang konsumsi, dan perikanan akan mendapat peluang yang lebih luas di Eropa. Bagi Uni Eropa, perjanjian ini membuka akses ke pasar Indonesia yang berpenduduk 280 juta serta peluang di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa. 

Namun, keberhasilan perjanjian ini tidak lepas dari tantangan. Regulasi Deforestasi Uni Eropa memengaruhi ekspor utama seperti minyak sawit, perikanan, dan produk kehutanan. Pasalnya, 97,5% dari 2,5 juta petani kecil Indonesia belum memiliki dokumen yang diperlukan. 

“Selain itu, survei Apindo 2023 menunjukkan 79% bisnis Indonesia belum memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA),” imbuhnya.

Apindo berpandangan IEU-CEPA dapat menjadi inklusif hanya jika disertai persiapan matang. Keberhasilan perjanjian bergantung pada implementasi melalui kebijakan turunan, tindak lanjut, kesiapan bisnis, dan sistem dukungan. (Ins/E-1)

[OTOMOTIFKU]