Indonesia Targetkan PublikasiSertifikat Karbon di COP Brasil

Indonesia Targetkan Publikasi Sertifikat Karbon di COP Brasil
Ilustrasi.(freepik.com)

PEMERINTAH menargetkan dapat mempublikasikan sertifikat pengurangan emisi gas rumah kaca (carbon credit) milik Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim COP30 di Belem, Brasil, November mendatang. Hal itu dilakukan guna memenuhi pendanaan pengendalian emisi di Indonesia.  

Sertifikat tersebut akan diterbitkan melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM) hasil kerja sama Indonesia dan Jepang. 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan, pemerintah saat ini tengah merampungkan skema Mutual Recognition Arrangement (MRA) antara SPEI (Sistem Pendaftaran Emisi Indonesia) dengan JCM Jepang agar penerbitan sertifikat karbon dapat dipercepat.

“Kami menargetkan dalam waktu 1–2 minggu ke depan, Deputi PPI bisa merumuskan operasional MRA ini sehingga proyek-proyek proponen yang sudah terbangun bisa segera dikeluarkan sertifikat karbonnya. Target kami, sertifikat itu bisa kami publikasikan dalam acara COP30 di Belem, Brasil, untuk mendorong carbon integrity Indonesia di tingkat internasional,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Hanif, skema JCM menjadi yang paling siap karena sebagian besar proyeknya telah berjalan di lapangan. Saat ini terdapat sekitar 60 proyek proponen, antara lain di sektor kehutanan, otomotif, dan pengelolaan sampah, yang tengah disiapkan untuk penerbitan sertifikat.

Ia menargetkan, Indonesia dapat menghadirkan lebih dari 60 juta ton CO2 dalam bentuk sertifikat pengurangan emisi berbasis Persetujuan Paris di COP30 mendatang. Target itu berasal dari sektor FOLU dan HPH sekitar 50 juta ton serta dari skema JCM sekitar 15 juta ton.

Direktur Tata Kelola Penerapan Nilai Ekonomi Karbon KLH/BPLH Wahyu Marjaka menekankan komitmen Indonesia pada prinsip integritas dalam setiap kolaborasi. 

“Kita telah membuka MRA dengan semua pihak strategis dan akan berkolaborasi dengan pakar-pakar terkait untuk memastikan high integrity dalam pengelolaan karbon ini. Prinsip ini penting agar setiap langkah Indonesia diakui secara global dan membawa manfaat nyata bagi lingkungan maupun masyarakat,” ujar Wahyu.

Dengan target penurunan emisi GRK sebesar 31,89% secara mandiri dan 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030, serta komitmen menuju Net Zero Emission 2060, Indonesia meneguhkan diri sebagai motor penggerak perdagangan karbon global. (H-1)

 

[OTOMOTIFKU]