
PENYELENGGARAAN Polytron Superliga Junior 2025 terasa berbeda dibanding edisi-edisi tahun sebelumnya. Dalam ajang yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan Polytron tersebut, terdapat dua penambahan kategori yakni U-13 dan U-15 baik putra dan putri. Menariknya, khusus di sektor U-13, para atlet berasal dari klub-klub lokal di berbagai penjuru Indonesia yang bertarung memperebutkan titel kampiun.
Mengadopsi pertandingan format beregu layaknya Thomas dan Uber Cup, para pebulu tangkis muda tersebut akan berjuang meraih Piala Tontowi Ahmad di sektor U-13 Putra. Sedangkan, pada U-13 Putri, atlet-atlet belia menunjukkan aksi terbaik mereka di tengah arena agar dapat membawa pulang Piala Liliyana Natsir.
Direktur Superliga, Achmad Budiharto, menuturkan keputusan membuka dua kategori baru yakni U-13 dan U-15 didasari harapan agar atlet-atlet dengan usia yang lebih dini mulai terbiasa dalam pertandingan format beregu. Terutama di sektor U-13, dibukanya kategori ini bertujuan demi menjaga nyala api dan semangat atlet-atlet belia mengasah bakat dan kemampuan mereka melalui turnamen bergengsi.
“Kami membuka kategori U-13 dengan tujuan agar sejak dini para atlet sudah mengenal pertandingan beregu. Jadi tidak hanya fokus pada kemenangan, tapi juga membentuk nilai-nilai kerjasama dan sportivitas antarpemain. Jadi dengan diasah dari usia dini, harapannya ketika beranjak ke level yang lebih besar seperti Piala Sudirman, Piala Thomas-Uber dan ajang olahraga multievent, para atlet-atlet belia ini sudah memiliki jam terbang yang cukup dan bisa meraih prestasi setinggi-tingginya,” ujar Achmad Budiharto.
Ia juga menjelaskan, keputusan penyelenggara bahwa hanya klub-klub lokal yang boleh bertarung di sektor U-13 bertujuan agar para pemain yang bertanding semakin percaya diri dan termotivasi membawa pulang gelar juara. Terlebih lagi, piala yang akan diraih dinukil dari nama-nama legenda bulu tangkis Tanah Air yang telah mengharumkan nama bangsa di panggung dunia.
“Kalau klub-klub nasional juga ikut, peserta dari klub lokal pasti akan berpikir dua kali tentang peluang menjadi juara. Dengan adanya aturan hanya klub lokal yang boleh ikut di U-13, tingkat persaingannya jadi lebih merata dan setara. Sehingga ini merupakan kesempatan buat klub lokal untuk bisa mengukur sejauh mana tingkat kompetensi dan keahlian mereka dalam membina atlet-atletnya,” urai Achmad Budiharto.
Dengan tingginya peluang meraih juara, kategori U-13 dipenuhi oleh berbagai klub lokal yang menempuh ratusan kilometer demi bisa berlaga di GOR Djarum, Jati, Kudus. di sektor putra, terdapat 12 klub yang bertarung merebut titel juara yakni Taqi Arena (Bandung), Champion Kudus, PB Victory (Bandung), Istimewa Badminton Club (Yogyakarta), Champion Kebumen, JRBC Champion (Surabaya), Jaya Raya Solo, Champion Klaten, PB Arista (Semarang), PB Talenta (Manado), serta Champion Jepara dan Altrec (Semarang).
Sementara itu, di sektor putri, terdapat 10 klub yang berpartisipasi yakni Champion Klaten, KAYP1 Champion Academy (Bogor), PB Bayu Kencana (Pasuruan), PB Arista (Semarang), Champion Kebumen, Istimewa Badminton Club (Yogyakarta), Taqi Arena (Bandung), Champion Kudus, Jaya Raya Solo dan PB Victory (Bandung).
Kepala Pelatih PB Talenta Manado, Gerald Rondonuwu menyambut gembira adanya kategori U13 dan U15 di Polytron Superliga Junior 2025. Selain dapat menambah jam terbang atlet binaannya, ajang ini juga menjadi momen bagi para pemain mengukur kemampuan dan teknik yang telah diasah saat berlaga melawan atlet-atlet muda dari berbagai wilayah Indonesia.
“Turnamen ini bagus untuk diikuti karena dengan format beregu dan adanya sistem grup sebelum masuk semifinal, pemain-pemain kami punya kesempatan main lebih banyak, dibanding dengan turnamen individu yang ketika kalah langsung pulang. Tentunya jam terbang pemain kami jadi semakin tinggi. Ini yang membuat kami rela datang jauh-jauh dari Manado ke Kudus,” ujar Gerald.
Berstatus unggulan keempat di sektor U-13 putra, hingga Selasa (16/9), atlet PB Talenta sudah menjalani kerasnya perebutan poin di fase grup. Unggul di partai pembuka atas PB Champion Jepara, skuad asal Manado ini justru takluk di tangan Jaya Raya Solo. Hasil tersebut membuat PB Talenta berada di posisi 4 Grup B. Asa melaju ke babak semifinal masih terbuka lebar selama anak-anak asuhan Gerald tersebut bisa mengatasi tiga pertandingan selanjutnya melawan PB Champion Klaten, PB Arista Semarang, dan Altrec Semarang.
Sementara itu, di sektor U-13 Putri, atlet-atlet binaan PB Taqi Arena memetik hasil gemilang dalam dua pertandingan awal fase grup. Di partai pembuka Senin (15/9), skuad asal Bandung, Jawa Barat ini berhasil mengalahkan tim tangguh PB Jaya Raya Solo. Mereka kembali memetik hasil positif pada laga kedua, Selasa (16/9) menghadapi klub sesama Bandung, PB Victory. Selanjutnya,
Manager Team Taqi Arena Bandung, Abrar Kharim Sastra bersyukur atas performa apik anak asuhnya hingga hari kedua pelaksanaan Polytron Superliga Junior 2025. Selain itu, ia menyebut hadirnya kategori U-13 merupakan euforia yang harus dimanfaatkan oleh klub klub lokal untuk mengasah para pemain dalam pertandingan format beregu. Alhasil, klub asal Bandung, Jawa Barat ini mengirimkan skuad putra dan putri di kategori tersebut guna memberikan pengalaman bertanding bagi para atlet binaan.
“Kami melihat adanya kategori U-13 ini sangat positif bagi pengembangan atlet-atlet usia dini yang memang membutuhkan pertandingan beregu. Dengan bertanding di format ini, pemain memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding bermain individu. Ini berguna untuk pembentukan mental dan karakter mereka. Sehingga kami berharap, di tahun-tahun mendatang, Polytron Superliga Junior tetap menghadirkan U-13,” tandas Abrar. (I-3)
[OTOMOTIFKU]