
KISAH penuh haru yang sempat menggetarkan hati jutaan penonton kini berlanjut melalui Air Mata di Ujung Sajadah 2. Film ini hadir sebagai sekuel di film sebelumnya terdahulunya yang menceritakan lebih mendalam tentang keluarga, pengorbanan, dan kekuatan doa.
Dibintangi deretan aktor ternama dengan sentuhan sinematografi yang memikat, Air Mata di Ujung Sajadah 2 siap tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 23 Oktober 2025.
Soundtrack yang Mengharukan
Beberapa soundtrack yang disuguhkan sangat mendukung emosional cerita, karena arti dan tujuan lagu tersebut sangat relate pula dengan karakter di film tersebut. Berikut beberapa soundtrack yang mempunyai beberapa arti di dalamya
Bukan Lagi Rumahmu oleh Andmesh
Dengan nuansa sendu yang kental, Andmesh lewat Bukan Lagi Rumahmu mengajak pendengar merasakan perihnya melepas seseorang yang tak lagi bisa dimiliki.
Andmesh juga memberikan penjelasan menarik tentang makna lagu ini. Ia menyebut bahwa Bukan Lagi Rumahmu sebenarnya ditulis dari sudut pandang tokoh Yumna.
“Bukan Lagi Rumahmu ini sebenarnya POV-nya Kak Yumna. Jadi disini kita bisa ngerasain sakitnya Yumna kayak gimana ketika dia bisa ikhlas melepaskan yang udah dia jaga dari kecil,” ujar Andmesh saat press conference (9/26).
Pada bagian bridge, Andmesh sempat memasukkan satu kalimat yang menyentuh, yaitu “jika suatu saat kau rindu, pulanglah walau sebentar.” Ia kemudian menambahkan bahwa penonton sebaiknya mencoba melihat lagu ini dari sudut pandang Yumna, sehingga rasa sakit dan keikhlasan yang ingin disampaikan bisa lebih terasa.
Soundtrack “Bintang-Bintang” oleh Keke Adiba dan Yogie Nandez
Lagu Bintang-Bintang yang sebelumnya pernah dibawakan oleh Titi DJ kini kembali dihadirkan sebagai bagian dari soundtrack film Air Mata di Ujung Sajadah 2 oleh Keke Adiba dan Yogie Nandez. Yogie Nandez mengungkapkan bahwa harapannya, lagu ini bisa menjadi semacam zona istirahat bagi pendengar di tengah alur cerita yang penuh emosi.
“Ketika udah sedih-sedih, ada momen dimana napas sebentar deh untuk mempersiapkan sedih-sedih lagi. Aku sih pengennya seperti itu,” ujar Yogie.
Lagu Bintang-Bintang dipandang sebagai lagu yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Keke Adiba, lagu ini tidak hanya menggambarkan suka maupun duka, tetapi juga menghadirkan rasa bahagia bagi pendengar. Ia berharap, lewat lagu ini penonton dapat selalu mengingat bahwa di balik kesedihan, ada kebahagiaan yang bisa dirasakan.
“Menurut aku lagu ini tuh relate banget sama kehidupan kita. Yang ada suka maupun duka. Jadi di lagu ini membuat penontonnya itu happy gitu kan. Jadi biar ingat juga kalau misalnya kita sedih kita juga happy,” ujar Keke Adiba.
Cinta untuk Mama oleh Farel Prayoga
Farel Prayoga membawakan lagu Cinta untuk Mama yang bermakna ketulusan sebagai ungkapan kasih sayang dan rasa terima kasih kepada sosok ibu. Lewat lagu ini film tersebut menjadi sangat terasa feel seorang anak yang sangat menyayangi sosok sang ibu.
Lagu ini juga relate dengan kisah hidup Farel ternyata tidak jauh berbeda dengan cerita Baskara dalam film Air Mata di Ujung Sajadah 2. Hal itu membuat Farel merasa istimewa karena dapat ikut bercerita lewat lagu yang ia bawakan sebagai bagian dari soundtrack film tersebut.
Farel mengaku bangga bisa meluapkan kekesalan sekaligus emosinya melalui lagu Cinta untuk Mama. Ia bahkan sempat menyampaikan secara langsung kepada ibunya bahwa lagu tersebut dipersembahkan khusus untuknya, sebagai bentuk kado istimewa dari seorang anak kepada sang ibu kandung.
“Saya bangga bisa meluapkan kekesalan saya, emosi saya di lagu Cinta Untuk Mama. Juga lagu Cinta Untuk Mama ini. Saya ada bilang sama ibu kandung saya. Bu lagu ini buat sampean ya. Saya bilang kayak bu lagu ini kado buat ibu ya,” ucap Farel.
Farel merasa bangga karena melalui lagu tersebut ia dapat menginspirasi banyak orang. Ia juga menegaskan bahwa sosok yang menjadi sumber inspirasinya adalah ibu kandungnya sendiri.
[OTOMOTIFKU]