IPW Milenial Bukan Tak Mau Beli Rumah, Mereka Tak Mampu

IPW: Milenial Bukan Tak Mau Beli Rumah, Mereka Tak Mampu
CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda.(MI/Muhammad Ghifari A)

GENERASI Milenial dan Gen Z di perkotaan kini menghadapi krisis keterjangkauan properti. CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menegaskan bahwa keputusan anak muda untuk menyewa bukanlah gaya hidup, melainkan bentuk frustrasi akibat ketiadaan rumah terjangkau.

Menurutnya, pemerintah abai terhadap segmen menengah yang justru produktif dan berpotensi besar di kota.

Program subsidi perumahan seperti FLPP memang bermanfaat bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Namun, rumah subsidi di bawah Rp500 juta tidak relevan bagi kaum profesional muda.

“Coba cari rumah Rp500 juta di kota, itu tidak ada. Akhirnya mereka hanya bisa menyewa, dan itu membuat frustrasi,” kata Ali di acara Golden Property Awards (29/9).

Hingga kini, kata dia,  insentif pemerintah seperti bunga KPR tetap 5%, pembebasan PBB, serta penghapusan BPHTB dan PBG hanya berlaku untuk MBR. Ali menilai pemerintah harus segera memperluas dukungan ke segmen menengah.

Ia mengusulkan subsidi bunga KPR sebagian, agar bunga komersial 12% bisa turun ke kisaran 6-7%, atau pengurangan pajak.

“Segmen menengah ini perlu diperhatikan. Mereka adalah tulang punggung kota yang kini makin tertekan oleh harga rumah yang tak terjangkau,” tegas Ali.

GPA 2025: Standar Kredibilitas Baru Properti Indonesia

Ali Tranghanda, menegaskan bahwa pasar properti membutuhkan benchmark yang kredibel agar konsumen, pengembang, dan pemangku kepentingan memiliki rujukan kualitas yang jelas. Di sinilah Golden Property Awards (GPA) hadir, bukan sekadar penghargaan, tetapi sistem pembuktian kualitas berbasis data dengan standar penilaian ketat.

Andry Law, VP Marketing Rumah123, menambahkan bahwa GPA menjadi rujukan terpercaya bagi masyarakat dalam memilah proyek terbaik, sekaligus mendorong pengembang untuk menjaga kualitas. Kolaborasi IPW dan Rumah123 dinilainya sebagai langkah penting mewujudkan ekosistem properti yang lebih transparan dan sehat.

Melalui GPA 2025, IPW dan Rumah123 ingin memperkuat kepercayaan publik, meningkatkan standar kualitas, dan menjaga iklim kompetisi sehat di industri.

“GPA diharapkan menjadi motor untuk melahirkan proyek-proyek yang kredibel, transparan, dan menjawab tantangan perumahan nasional,” pungkas Andry.

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menjawab kebutuhan 9,9 juta keluarga tanpa rumah dan 26 juta keluarga yang tinggal di hunian tak layak.

“Tema The Legacy harus menjadi pengingat bahwa apa yang kita bangun hari ini adalah warisan bagi generasi mendatang,” ujar AHY.

Menginjak usia 10 tahun, GPA 2025 mengusung tema besar The Legacy, menandai perjalanan GPA sebagai simbol kredibilitas industri properti. Tahun ini, GPA juga menghadirkan 17 figur legendaris yang telah menorehkan warisan besar di sektor properti, termasuk nama-nama seperti Ciputra, Mochtar Riady, Trihatma K. Haliman, hingga Cosmas Batubara.

Lebih dari 500 proyek diverifikasi selama delapan bulan menggunakan sistem IPW Standard Project Rating 2.1 dengan 24 kriteria, mencakup aspek lokasi, pengembangan, manajemen, dan pemasaran.

Hasilnya, GPA 2025 akan memberikan 85 penghargaan di empat kategori utama, termasuk 10 Best of the Best. Sistem penilaian berbasis skala dan wilayah juga memberi ruang bagi pengembang lokal dan regional yang kerap luput dari sorotan nasional. (Z-10)

[OTOMOTIFKU]