JWST Temukan Manik-Manik Gelap Misterius di Atas Badai Heksagonal Saturnus

JWST Temukan 'Manik-Manik Gelap' Misterius di Atas Badai Heksagonal Saturnus
Gambar heksagon Saturnus yang ditampilkan berasal dari hasil jepretan wahana Cassini selama misinya mengelilingi Saturnus.(NASA)

TELESKOP Antariksa James Webb (JWST) kembali membuat penemuan mengejutkan. Mengutip dari laman Live Science, dalam pengamatan terbaru, teleskop ini menemukan struktur aneh berupa “manik-manik gelap” yang melayang di atas badai heksagonal raksasa di kutub utara Saturnus. Fenomena ini sama sekali tidak diperkirakan sebelumnya dan hingga kini belum bisa dijelaskan secara pasti.

Penemuan yang Tidak Disengaja

Fenomena ini pertama kali terdeteksi melalui instrumen Near Infrared Spectrograph (NIRSpec) milik JWST, yang meneliti atmosfer Saturnus pada Agustus 2025. Para ilmuwan sebenarnya berharap menemukan pancaran cahaya inframerah dari lapisan atmosfer di atas pusaran badai. Namun yang muncul justru sesuatu yang tidak terduga, pola “manik-manik gelap” yang terpisah jauh tetapi tampak saling berhubungan, serta pola berbentuk bintang asimetris di bawahnya.

“Temuan ini benar-benar di luar dugaan, fitur-fitur ini tidak pernah diprediksi sebelumnya, dan saat ini masih belum bisa dijelaskan.” ujar profesor astronomi di Northumbria, Tom Stallard.

Heksagon Saturnus

Heksagon Saturnus, tempat di mana fenomena ini ditemukan, sudah lama menjadi teka-teki bagi ilmuwan. Bentuk badai raksasa ini pertama kali diungkap oleh wahana Voyager milik NASA pada 1980, lalu dipotret lebih detail oleh wahana Cassini yang mengorbit Saturnus antara 2004 dan 2017.

Struktur badai tersebut berbentuk menara dengan enam sisi yang menjulang di atmosfer Saturnus. Di mana lebarnya mencapai sekitar 29.000 kilometer, ukuran ini lebih besar dari diameter Bumi. 

Para ilmuwan percaya heksagon ini terbentuk karena adanya arus jet yang terus berputar di sekitar kutub utara Saturnus. Namun, mengapa arus tersebut membentuk pola heksagonal sempurna masih belum jelas. 

Pengamatan dengan JWST

Untuk mencoba memahami misteri itu, tim astronom memanfaatkan JWST dan mengarahkan instrumen NIRSpec pada ionosfer dan stratosfer Saturnus. Kedua lapisan atmosfer itu berada masing-masing sekitar 1.100 kilometer dan 600 kilometer di atas permukaan nominal planet.

Selama sekitar 10 jam, JWST melacak molekul hidrogen bermuatan positif (H3+) yang memainkan peran penting dalam reaksi kimia di atmosfer Saturnus, serta molekul metana di lapisan stratosfer. Dari sinilah pola aneh yang disebut “manik-manik gelap” muncul, bersama dengan pola bintang asimetris yang tampak di bawahnya. (Live Science/Z-2)

[OTOMOTIFKU]