
PAKAR Ekologi Satwa Liar IPB University, Dr Abdul Haris Mustari, mengungkapkan bahwa kampus IPB Dramaga menyimpan kekayaan biodiversitas reptilia.
Baginya, keberadaan reptilia ini tidak hanya menjadi bukti kekayaan hayati, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan kampus.
Reptilia merupakan satwa vertebrata berdarah dingin (poikiloterm). Mereka sudah lama menghuni kampus IPB University, bahkan sejak sebelum kawasan ini bertransformasi menjadi institusi pendidikan.
“Selama 25 tahun terakhir, tercatat 46 jenis reptil hidup di lingkungan kampus IPB University. Satwa-satwa ini menempati berbagai habitat, mulai dari wilayah riparian, aliran air, rawa, sungai, hutan, hingga kebun percobaan,” ungkapnya.
Dari jumlah tersebut, 29 jenis merupakan ular, dengan 8 di antaranya termasuk ular berbisa. Jenis ular berbisa yang ditemukan antara lain king kobra (Ophiophagus bungarus), kobra jawa (Naja sputatrix), ular weling (Bungarus candidus), ular welang (Bungarus fasciatus), ular picung (Rhabdophis subminiatus), viper hijau (Trimeresurus albolabris), viper tanah (Calloselasma rhodostoma), dan ular cabai (Maticora intestinalis).
Meski terdapat beberapa jenis ular berbisa, Dr Haris menegaskan bahwa keberadaan mereka tidak mengganggu aktivitas perkuliahan.
“Ular-ular ini hidup di habitatnya sendiri, cukup jauh dari area belajar mengajar,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ular memiliki peran penting sebagai pengendali alami (biokontrol). Makanan utama ular berupa rodensia kecil seperti tikus, tupai, bajing, dan celurut, juga burung, telur burung, katak, dan kodok.
“Tanpa peran ular, populasi satwa pengerat bisa meledak dan mengganggu keseimbangan ekosistem,” jelas dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini.
Selain ular, tercatat pula 9 jenis kadal, 5 jenis cecak, 2 jenis tokek, dan 1 jenis biawak air yang menghuni kampus IPB University. Menurutnya, semakin banyak jenis reptilia yang hidup di suatu habitat, semakin terjaga pula stabilitas ekosistem di kawasan tersebut.
Dr Haris menekankan bahwa keberadaan reptilia di kampus IPB University tidak hanya menjadi aset biodiversitas, tetapi juga sarana edukasi dan penelitian.
“IPB University memiliki tanggung jawab untuk menjaga sekaligus memanfaatkan kekayaan hayati ini sebagai laboratorium alam,” pungkasnya. (Z-1)
[OTOMOTIFKU]