Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus 607 Orang

Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus 607 Orang
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Budi Tirmadi, kasus DBD di wilayahnya masih terjadi meski angka kematian menurun.(MI/Kristiadi)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, masih terus mengalami peningkatan. Sejak bulan Januari hingga September, tercatat 607 orang positif terserang virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypty itu. Sementara itu ada 2 pasien meninggal dan 6 orang masih mendapat perawatan di rumah sakit.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Budi Tirmadi mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sejak awal bulan Januari hingga September memang masih mengalami peningkatan lantaran faktor cuaca tidak menentu. Peningkatan kasus diduga disebabkan belum ada kesadaran masyarakat lantaran masih banyak sampah dibuang di sembarang tempat.

Kasus DBD yang terjadi membuat enam orang menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas. Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama, karena sejak bulan Januari hingga September tercatat 607 jiwa dengan  di antaranya 2 orang meninggal dan masyarakat supaya selalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya, Senin (29/9).

Budi mengatakan, serangan nyamuk Aedes aegypty yang terjadi didominasi semua umur, mulai usia 0-5 tahun 118 kasus, 6-12 tahun 178 kasus, 13-18 tahun 90 kasus, 19-30 tahun 93 kasus, 31-50 tahun 93 kasus, dan 50 tahun 38 kasus. Peningkatan kasus terjadi sejak bulan Januari tercatat 75 kasus, Februari 98 kasus, Maret 74 kasus, April 79 kasus, Mei 65 kasus, Juni 72 kasus, Juli 71 kasus, Agustus 42 kasus, September 50 kasus. Sementara itu, jumlah pasien laki-laki 297 orang dan perempuan 313 orang.

“Kasus demam berdarah dengue (DBD) karena faktor cuaca tidak menentu, serta telah terjadi di berbagai daerah dan meningkatnya kasus tersebar di 10 kecamatan. Kami meminta supaya masyarakat selalu waspada, terutamanya harus rutin membersihkan lingkungan di sekitar rumah dan melakukan gerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” ujarnya.

Menurut Budi, demam berdarah dengue (DBD) yang telah terjadi masih mengalami peningkatan lantaran abai membersihkan lingkungan rumah. Karena, serangan yang terjadi tidak memandang usia dan Dinas Kesehatan berupaya melakukan edukasi, fogging, gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J), pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar jentik nyamuk tidak tumbuh dewasa.

“Kami meminta agar masyarakat supaya selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, dikhawatirkan kasus DBD meningkat dan masyarakat harus selalu waspada membersihkan area lingkungan sekitar rumah, sekolah maupun pesantren dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus dilakukan secara masif,” pungkasnya. (AD/E-4)

[OTOMOTIFKU]