
BADAN Gizi Nasional (BGN) menurunkan tim ke lapangan untuk memantau kondisi terkini terkait dugaan keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis atau keracunan MBG di Kecamatan Tinangkung, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Salakan Banggai Kepulauan, Erick Alfa Handika Sangule mengungkapkan bahwa dugaan awal penyebab insiden keracunan MBG Banggai tersebut berasal dari menu ikan tuna goreng saus. Sampel makanan pun sudah dipersiapkan untuk diuji di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Kota Palu.
“Faktor penyebab kemungkinan permasalahan tersebut diduga diakibatkan makanan ikan tuna goreng saus. Terkait dengan sampel makanan diduga penyebab keracunan tersebut dipersiapkan untuk dikirim uji sampel di BPOM Palu,” kata Erick, Jumat (19/9).
Data sementara pada 18 September pukul 16.45 WITA tercatat, sebanyak 277 siswa dari SDN Tompudau, SMP Tinangkung, SMA Tinangkung, SMK Tinangkung, dan SD Pembina Salakan terdampak dugaan alergi setelah menyantap dari menu MBG. Dari jumlah itu, 32 siswa masih menjalani perawatan di RSUD Trikora, sementara 245 siswa lainnya telah diperbolehkan pulang namun tetap dalam pengawasan tenaga kesehatan.
Atas kejadian ini, lanjut Erick, pihaknya menghentikan sementara distribusi Program MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan, hingga hasil investigasi tuntas.
“Pada hari Kamis, terjadi pemberhentian distribusi MBG sementara akibat permasalahan yang diduga keracunan makanan MBG kemudian permasalahan tersebut telah masuk laporan kepada Polres Banggai Kepulauan,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah bersama PMI, BPBD, serta Puskesmas Salakan menyiapkan fasilitas darurat berupa tenda perawatan untuk mendukung pelayanan kesehatan bagi para siswa.
“Kejadian yang terjadi di SPPG Salakan Banggai Kepulauan menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan selalu menjalin komunikasi yang baik dari berbagai pihak, melakukan sosialisasi pencegahan penolongan pertama bagi sasaran MBG yang mengalami gejala keracunan,” ujarnya.
Insiden keamanan pangan ini bermula ketika tujuh siswa SDN Tompudau mengalami gejala pusing, seluruh badan memerah, dan sesak napas, pada Rabu (17/9).
Tidak lama berselang, gejala serupa juga dialami sejumlah siswa lain dari SMP, SMA, hingga SMK. Seluruh siswa tersebut langsung dirujuk ke RSUD Trikora Salakan untuk mendapatkan penanganan medis.
BGN menegaskan bahwa keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam program MBG. Dengan adanya investigasi menyeluruh, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. (H-3)
[OTOMOTIFKU]