
KEMENTERIAN Agama akan memperkuat pengawasan, terkait pembangunan di lingkungan pesantren maupun nonpesantren sehingga peristiwa robohnya musala seperti yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jawa Timur, ke depannya tidak akan terulang lagi.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mendatangi Ponpes Al Khoziny, Buduran Kabupaten Sidoarjo pada Selasa sore (30/9). Kedatangan Menag untuk menyampaikan duka mendalam, atas musibah yang menimpa keluarga besar Ponpes Al Khoziny.
Setibanya di lokasi Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Menag Nasaruddin Umar langsung meninjau lokasi musala yang ambruk. Menteri agama juga mendatangi kediaman pengasuh Ponpes Al Khoziny KH Abdus Salam Mujib.
“Musibah ini betul-betul di luar dugaan kita semua. Saya pribadi dan atas nama Kementerian Agama menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, terutama kepada keluarga korban,” kata Nasaruddin.
Usai kunjungan, Menag Nasaruddin Umar berharap, peristiwa robohnya musala Ponpes Al Khoziny ini tidak terulang. Maka Kementerian Agama akan memperkuat pengawasan pembangunan, di lingkungan pesantren maupun nonpesantren. Menurutnya, musibah ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak, khususnya dalam hal pembangunan infrastruktur di lingkungan pesantren.
Ke depan, Kementerian Agama akan memberikan perhatian khusus, terhadap aspek fisik dan teknis bangunan pondok pesantren. Yaitu agar memenuhi standar konstruksi dan keselamatan.
“Ke depan, kami di Kementerian Agama akan memberikan perhatian khusus terhadap aspek fisik dan teknis bangunan pondok pesantren, agar memenuhi standar konstruksi dan keselamatan,” tegas Menag.
Menteri Agama mengakui, tidak sedikit pondok pesantren yang dibangun secara gotong royong oleh para santri dan masyarakat. Akibatnya acap kali luput dari pengawasan teknis yang memadai.
INSTROSPEKSI
Menurut Menag perlu adanya introspeksi. Semua pembangunan, baik di lingkungan pesantren maupun non-pesantren, harus mengikuti aturan yang berlaku demi keselamatan bersama.
“Mudah-mudahan ini yang terakhir. Tidak boleh ada lagi pondok pesantren roboh karena kelalaian atau ketidaksesuaian teknis. Kami di Kementerian Agama akan memperkuat pengawasan ke depan,” tegas Menag.
Menag mengatakan bahwa para santri yang menjadi korban dalam keadaan sedang melaksanakan salat berjamaah, yang menurutnya adalah keadaan yang sangat mulia.
“Anak-anak ini masih kecil, mereka sedang salat. Insyaallah wafatnya dalam keadaan husnul khatimah, bahkan mati syahid. Malaikat kecil yang dijemput dalam keadaan suci, semoga dijemput dan dinanti di pintu surga,” ucapnya.
Selain meninjau lokasi, Menag Nasaruddin juga memberikan bantuan secara simbolis kepada pihak pondok serta menyemangati para santri yang masih bertahan di ponpes.
“Santri-santri kita tidak boleh kehilangan semangat. Mereka harus tetap belajar, tetap kuat, dan mendoakan saudara-saudaranya yang menjadi korban. Ini adalah ujian, dan kita harus bangkit bersama,” ujarnya. (E-2)
[OTOMOTIFKU]