
• Komcad memegang peran strategis dalam memperbesar dan memperkuat kapasitas pertahanan nasional.
• SPPI Batch 3 disiapkan untuk menjalankan tugas sebagai Kepala SPPG pada Program Strategis MBG
• Kemhan mendukung KDMP dengan obat-obatan hasil produksi Lafi TNI.
KEMENTERIAN Pertahanan (Kemhan) merupakan unsur pelaksana pemerintah di bidang pertahanan. Kemhan bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya di bidang pertahanan, Kemhan membuat program-program unggulan. Program-program itu sendiri umumnya berfokus pada antara lain penguatan pertahanan negara, modernisasi alutsista, pengembangan sumber daya manusia, dan dukungan industri pertahanan.
Saat ini, ada beberapa program-program yang telah dilaksanakan. Antara lain: SPPI Batch 3, Lab Farmasi/Obat, Koperasi Merah Putih, Bastille Day, dan Komcad PNS/P3K Kemhan.
KOMCAD PNS/P3K KEMHAN
Komcad PNS/P3K Kemhan adalah Komponen Cadangan yang anggotanya berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Komcad memegang peran strategis dalam memperbesar dan memperkuat kapasitas pertahanan nasional. Komcad tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan cadangan, tetapi juga sebagai kekuatan yang dapat memberikan respons cepat dan efektif terhadap ancaman yang dapat terjadi, baik tradisional maupun non tradisional.
Saat ini Komcad memiliki peran penting dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Jumlah anggota Komcad terus ditingkatkan serta dilatih dan dipersiapkan dalam menghadapi tantangan pertahanan modern, termasuk dalam bidang teknologi siber dan operasi di lingkungan perkotaan, agar Komcad semakin sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
“Sebagai PNS dan P3K di Kemhan saudara-saudara memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan dan profesional dalam mengimplementasikan nilai-nilai bela negara melalui Komponen Cadangan,” tegas Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dalam sambutannya saat Upacara Pembukaan Komponen Cadangan bagi PNS dan P3K UO Kemhan 2025 di Pusdikzi, Bogor, Rabu (15/1).
“Pertahankan kesehatan dan semangat, terapkan kedisiplinan yang tinggi, tingkatkan solidaritas dan jiwa korsa, dan pahami pentingnya peran saudara dalam sistem pertahanan negara,” tegas Menhan.
SPPI BATCH 3 DUKUNG PROGRAM MBG
Menhan RI Sjafrie bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto, dalam acara Pengarahan kepada Peserta Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch 3 yang berlangsung di Universitas Pertahanan, Rabu (4/6). Acara ini menandai komitmen serius pemerintah dalam mencetak generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan kompeten sebagai motor penggerak pembangunan nasional.
Program SPPI Batch 3 dimulai sejak 14 April 2025 dan sudah berakhir pada pertengahan Juli 2025. Program intensif ini meliputi pendidikan dasar militer dan pelatihan manajerial. Lebih dari 30 ribu siswa mengikuti program ini.
Sebelumnya, SPPI Batch 3 Tahun 2025 dibuka di Lapangan Brigif 1 Marinir, Senin (14/4/2025). SPPI Batch 3 ini disiapkan untuk menjalankan tugas sebagai Kepala Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Strategis Makan Bergizi Gratis (MBG) di kecamatan dan kabupaten di seluruh Indonesia.
KEMHAN PERKUAT KEMANDIRIAN FARMASI NASIONAL
Kemhan RI terus menggalakkan upaya penguatan kemandirian sektor farmasi nasional dengan mengoptimalkan kemampuan produksi obat-obatan oleh Lembaga Farmasi (Lafi) tiga matra TNI (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU). Inisiatif strategis ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor, sekaligus memastikan ketersediaan obat esensial yang berkualitas bagi prajurit dan masyarakat luas, termasuk melalui dukungan terhadap Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Lafi TNI, yang telah beroperasi sejak 1950, memiliki rekam jejak panjang dalam memproduksi obat-obatan guna mendukung kebutuhan kesehatan prajurit. Seluruh hasil produksi obat-obatan dari Lafi TNI telah melalui proses perizinan, sertifikasi, dan pengawasan ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), menjamin kualitas dan keamanan produk. Saat ini, setiap Lafi TNI menunjukkan kemampuan produksi signifikan.
Lafiad (Lembaga Farmasi Angkatan Darat) Puskesad mampu memproduksi 14 jenis produk obat yang telah memiliki Sertifikat Cara Memproduksi Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM. Dari jumlah tersebut, 4 jenis produk obat sudah memiliki Nomor Izin Edar (NIE), sementara 10 jenis produk obat lainnya dikonsumsi di lingkungan internal TNI. Salah satu produk unggulan Lafiad adalah Obat Fimol (Paracetamol) 500 Mg.
Lafial (Lembaga Farmasi Angkatan Laut) memiliki kemampuan memproduksi 44 jenis produk obat yang sudah memiliki Sertifikat CPOB dari Badan POM. Dari angka tersebut, 10 jenis produk obat sudah memiliki NIE, dan 34 jenis produk obat lainnya ditujukan untuk konsumsi internal TNI.
Lafiau (Lembaga Farmasi Angkatan Udara) mampu memproduksi 30 jenis produk obat. Dari jumlah tersebut, 4 jenis produk obat sudah memiliki Sertifikat CPOB, dan 26 jenis produk obat masih dalam proses pengurusan Sertifikat CPOB. Empat jenis produk obat Lafiau juga telah memiliki NIE dari Badan POM. Untuk mendukung program KDMP.
Sebelumnya, pada Selasa (20/5), Menhan Sjafrie telah melaksanakan audiensi dengan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI, Taruna Ikrar, di Kantor Badan POM. Pertemuan ini membahas strategi kolaborasi untuk mendukung kemandirian farmasi nasional, termasuk rencana pembangunan Pabrik Obat Pertahanan, peluncuran Program Apotek Merah Putih, dan penguatan regulasi pengawasan obat.
Kemhan berencana membangun Pabrik Obat Pertahanan dengan memanfaatkan revitalisasi laboratorium farmasi milik TNI. Fasilitas ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat.
WAJAH INDONESIA DI BASTILLE DAY
Kontingen Satgas Patriot II dalam Bastille Day 2025 menjadi bukti nyata kontribusi prajurit Indonesia dalam menampilkan wajah Indonesia dan memperkuat diplomasi pertahanan, yang mencerminkan profesionalisme, kedisiplinan, dan semangat kebangsaan di panggung internasional.
TNI mendapat kehormatan sebagai barisan pembuka dalam Parade Bastille Day. Kontingen Indonesia yang tergabung dalam Satgas Patriot II tampil di barisan pertama parade militer Bastille Day 2025. Ini merupakan representasi nyata atas kepercayaan dan pengakuan terhadap Indonesia sebagai mitra strategis Prancis.
Presiden RI Prabowo Subianto hadir sebagai tamu kehormatan yang secara resmi diundang oleh Pemerintah Prancis, menandai pengakuan atas peran strategis Indonesia dalam kerja sama pertahanan global dan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis.
Sebanyak 451 gabungan personel TNI (AD, AL, AU), taruna Akademi TNI (Akmil, AAL, AAU), dan taruna Akpol yang tergabung dalam Kontingen Satgas Patriot II menampilkan sejumlah rangkaian kegiatan seperti, parade defile, dan drumband. Kontingen Indonesia mendapat kehormatan sebagai barisan pembuka dalam parade Bastille Day, menjadi pasukan defile terdepan dan melangkah tepat di depan podium kehormatan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Kepercayaan sebagai kontingen pembuka ini menjadi momentum penting, terlebih dalam parade tahun ini yang memperingati 100 tahun penyalaan api abadi La Flamme dan 100 tahun Bleuet de France, sebagai simbol penghormatan terhadap para pahlawan dan korban perang. Penampilan ini menjadi simbol eratnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis, yang dilandasi semangat saling percaya dan persahabatan.
Saat defile, kontingen Indonesia tampil dengan formasi yang rapi, gerakan yang serempak, serta mengenakan seragam kebesaran dari masing-masing matra, mencuri perhatian tamu undangan dan masyarakat internasional yang memadati Champs-Élysées.
KEMHAN DUKUNG KOPERASI MERAH PUTIH
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) merupakan program strategis pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dan kelurahan melalui usaha bersama berbasis gotong royong dan kekeluargaan. Program ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Juli 2025 di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, dengan target 80.000 koperasi di seluruh Indonesia.
Layanan KDMP ini meliputi usaha gerai sembako, gerai apotek (obat murah), gerai kantor koperasi, gerai klinik desa, unit simpan pinjam, layanan cold storage (penyimpanan suhu dingin untuk hasil pertanian, perkebunan dan perikanan), dan layanan distribusi logistik.
Guna menyukseskan dan menindaklanjuti arahan Presiden dalam mendukung program KDMP, Kemhan dan TNI memberdayakan Lembaga Farmasi (Lafi) TNI yang telah berdiri sejak 1950 untuk memproduksi obat-obatan dalam pemenuhan kebutuhan obat murah di gerai apotek KDMP.
Pada peresmian KDMP, Menhan menyerahkan secara simbolis dukungan obat-obatan hasil produksi Lafi TNI kepada Menkop. Terdiri dari 11,5 juta tablet Fimol 500 Mg (Obat Penurun Demam) (produksi Lafi TNI-AD), 4,7 juta kaplet Ponstan 500 Mg (Obat Anti Nyeri) (produksi Lafi TNI-AL), 1,2 juta kapsul Cefalaf 500 Mg (Antibiotik) (produksi Lafi TNI-AU). (H-1)
[OTOMOTIFKU]