
DATA BPJS Kesehatan menunjukkan, sejak tahun 2016 hingga 2020 terdapat lebih dari 97 ribu kasus Benign Prostatic Hyperplasia/ Pembesaran Prostat Jinak (BPH) di Jawa Barat. Angka ini menjadikan masalah prostat sebagai salah satu penyakit yang cukup banyak dialami kaum laki-laki, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Dokter spesialis Urologi dari Departemen Urologi RSCM, Chaidir Arif Mochtar menjelaskan bahwa prostat adalah kelenjar kecil seukuran buah kenari yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra. Meski ukurannya kecil, fungsinya sangat vital.
“Prostat berperan untuk melindungi sel sperma dengan menyediakan cairan yang memberi energi, sekaligus menetralkan tingkat keasaman pada vagina agar sperma dapat bertahan hidup,” ujar Chaidir Arif kepada awak media, Selasa (30/9).
Menurutnya, pembesaran prostat jinak (BPH) terjadi karena bertambahnya jumlah sel pada kelenjar tersebut, sehingga ukuran organ membesar dan menekan saluran kemih. Kondisi ini berbeda dengan kanker prostat, sebab sifatnya jinak dan tidak ganas.
Gejala yang umum dialami penderita BPH antara lain sering buang air kecil di malam hari, pancaran urin melemah, rasa tidak puas setelah buang air kecil, hingga urin menetes setelah selesai berkemih.
Data menunjukkan, kelompok usia 60-69 tahun menjadi yang paling banyak terdampak, yakni sekitar 38% kasus. Disusul usia 70-79 tahun dengan proporsi lebih dari 30%. Dengan kata lain, hampir dua pertiga penderita BPH berada pada kelompok usia lanjut.
Chaidir menambahkan, faktor risiko pembesaran prostat antara lain usia, genetik, sindrom metabolik, obesitas, hipertensi, hingga peradangan kronis.
“Makin bertambah usia, risiko mengalami pembesaran prostat akan meningkat. Karena itu, pemeriksaan rutin penting dilakukan sebagai bentuk deteksi dini,” tambahnya.
Selain dengan pengobatan farmakologis dan pembedahan, terapi konservatif juga bisa dilakukan untuk pasien dengan gejala ringan, misalnya melalui pengaturan gaya hidup dan kontrol rutin.
Selain itu, menjaga kesehatan prostat bukan hanya soal kenyamanan berkemih, tetapi juga terkait dengan fungsi reproduksi laki-laki. Sebab, prostat berperan penting dalam menjaga kualitas sperma dan keberlangsungan kesuburan. (Z-10)
[OTOMOTIFKU]