
AJAX Amsterdam kembali menelan hasil memalukan setelah dihantam Olympique Marseille 4-0 dalam lanjutan Liga Champions di Stade Vélodrome. Kekalahan ini menyamai rekor buruk Ajax di Eropa, setara dengan kekalahan 0-4 dari Bayern Munich (2004) dan Barcelona (2013).
Meski kalah telak, pelatih Ajax John Heitinga justru memberikan apresiasi kepada anak asuhnya. “Saya harus memberikan pujian kepada para pemain. Kami memulai pertandingan dengan baik, tetapi kebobolan terlalu cepat. Mereka bermain dengan keberanian dan berjuang satu sama lain. Namun semua orang bisa melihat Marseille terlalu kuat untuk kami hari ini,” ujar Heitinga kepada Ziggo Sport.
Dipukul Counter Attack Marseille
Ajax mencoba bermain dengan pressing tinggi sejak awal laga. Namun strategi itu dengan mudah dibongkar oleh tim asuhan Roberto De Zerbi. Hanya dalam enam menit, Igor Paixao sudah membuka keunggulan Marseille lewat situasi satu lawan satu dengan kiper Viteszlav Jaros.
Paixao kembali menambah penderitaan Ajax dengan gol kedua, sebelum Mason Greenwood mencetak gol ketiga di menit ke-28. Belum setengah jam laga berjalan, Ajax sudah tertinggal 0-3. Aubameyang kemudian menutup pesta gol di babak kedua, sekaligus mengunci kemenangan telak Marseille.
“Kami benar-benar mendapat pelajaran Liga Champions malam ini. Hampir setiap kesalahan kami dihukum lewat serangan balik cepat,” kata Heitinga.
Kritik Fans dan Isu Pemecatan
Performa buruk ini membuat media Belanda dan fans Ajax ramai menyerukan pemecatan Heitinga. Mereka menilai pemain terlihat frustrasi, kehilangan motivasi, dan tak mampu mengikuti intensitas Marseille.
Menanggapi desakan itu, Heitinga tetap tenang. “Saya tidak bisa berbicara atas nama fans. Yang jelas, kami juga frustrasi. Marseille terlalu kuat bagi kami hari ini. Tapi kami bekerja sangat keras setiap hari, ini bagian dari proses membangun tim,” tegasnya.
Heitinga juga menolak anggapan ia menyesal dengan taktiknya. “Tidak. Kami mencoba menekan tinggi. Jika hanya tertinggal 1-0, mungkin berbeda. Tapi ketika sudah 3-0 di babak pertama, yang bisa dilakukan hanyalah membuat para pemain terus berjuang,” tambahnya.
Dengan hasil ini, masa depan Heitinga di kursi pelatih Ajax semakin terancam. Ajax kini harus segera bangkit di kompetisi domestik sebelum melanjutkan perjalanan Liga Champions menghadapi Chelsea di London, 22 Oktober mendatang. (Flash Score/Z-2)
[OTOMOTIFKU]