
WAKIL Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan kepada BNPB dan BMKG pusat untuk melakukan operasi modifikasi cuaca. Langkah ini diambil menyusul turunnya hujan kembali di sejumlah wilayah Bali, termasuk Kota Denpasar, yang masih dalam tahap penanganan pascabanjir.
“Kami sudah sampaikan permintaan tersebut. Saya kira ini penting dilakukan,” ujarnya di Denpasar, Selasa (16/9).
Giri Prasta menjelaskan bahwa sejak Senin (15/9), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang kembali mengguyur beberapa titik, sementara upaya pembersihan sampah akibat banjir besar pada Rabu (10/9) lalu masih berlangsung. Ia menilai, antisipasi cuaca ekstrem sangat diperlukan, terutama di masa peralihan musim ketika prakiraan cuaca tidak selalu akurat.
Ia menekankan pentingnya koordinasi antara Pemprov, BMKG, dan BPBD dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem secara dini. Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan modifikasi cuaca tidak bisa dilakukan sembarangan, karena jika hujan ditahan terlalu lama, potensi hujan deras di kemudian hari bisa meningkat.
Selain itu, ia juga mempertimbangkan kebutuhan para petani akan curah hujan, terutama di musim kemarau, sehingga intervensi cuaca harus dilakukan secara bijaksana agar tetap menjaga keseimbangan alam.
Untuk solusi jangka panjang, Giri Prasta menegaskan bahwa Pemprov Bali akan terus melarang alih fungsi lahan produktif menjadi kawasan komersial. Pemulihan hutan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dan penataan sistem sungai juga menjadi fokus utama guna mencegah banjir serupa terjadi lagi.
“Untuk genangan saat ini, setelah beberapa jam hujan, sudah terlihat ada genangan. Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk bertindak cepat. Dengan bantuan pompa air, kita upayakan air bisa segera surut,” pungkasnya. (Ant/E-4)
[OTOMOTIFKU]