Membedah Chassis VZ Tamiya Mini 4WD: Ringan, Gesit, tapi Kurang Dilirik?


Di dunia Mini 4WD, inovasi adalah segalanya. Setiap sasis baru lahir membawa janji kecepatan, ketahanan, dan fleksibilitas. Salah satu produk yang sempat menyedot perhatian adalah VZ chassis, generasi penerus dari VS yang legendaris. Tapi, apakah VZ benar-benar jadi “the next big thing”? Atau justru hanya sekadar opsi bagi penggemar sasis kompak? Mari kita bedah secara detail.

Sejarah Singkat VZ Chassis

VZ pertama kali diperkenalkan oleh Tamiya pada tahun 2020 sebagai jawaban atas popularitas VS chassis di kelas teknikal dan B-Max. VS terkenal karena ringan dan gesit, namun punya masalah durability. Tamiya kemudian merilis VZ dengan misi mempertahankan kompak dan responsif seperti VS, tetapi menambahkan:

  • Penguatan di area kritis (rear stay dan front bumper)
  • Desain yang lebih modern untuk mendukung part terbaru seperti brake system, mass damper, dan roller layout terkini.

Secara konsep, VZ ingin menjadi “lightweight but durable” untuk era baru lomba teknikal. Banyak kit populer yang mengusung VZ.
Namun, meskipun di Jepang VZ cukup banyak dipakai di kelas B-Max dan fun race, respons global—termasuk Indonesia—tidak sebesar ekspektasi awal.

Spesifikasi VZ

  • Panjang: ±158 mm
  • Lebar: 98 mm
  • Wheelbase: 80 mm
  • Ground Clearance: ±2,5 mm
  • Gear Ratio Compatible: 5.0, 4.2, 4.0, 3.7, 3.5 : 1
  • Terminal: X-type
  • Roller Down-Thrust: ±5°
  • Bobot Kit (dengan baterai): ±108 g

Material utama sasis ini ABS, bumper & rear stay sudah reinforce, dan sudah dilengkapi bantalan 620 POM low-friction. Sebagian besar kit VZ hadir dengan rasio 3.5:1 bawaan.

Kekuatan VZ: Gesit dan Fleksibel

Kenapa banyak yang menyukai VZ di awal rilis? Jawabannya ada di karakteristik ini:

Wheelbase pendek & bobot ringan → Handling responsif dan akselerasi cepat di trek teknikal.
Layout terbuka → Memudahkan pemasangan roller, brake, under-guard, dan mass damper.
Down-thrust bawaan → Stabil di lane-change tanpa perlu banyak modifikasi awal.

Dengan konfigurasi standar saja, VZ bisa langsung kompetitif di kategori pemula seperti Box Stock atau B-Max Class.

Titik Lemah yang Sering Diabaikan

Meski terlihat bagus diatas kertas, VZ punya beberapa kelemahan yang membuatnya kurang populer di kelas open:

  • Bumper dan dudukan brake belakang relatif rawan patah saat menghadapi trek berkecepatan tinggi.
  • Gearbox single-shaft → presisi sangat krusial; kalau tidak rapi, efisiensi drop drastis.
  • Saat dipaksa dengan motor high-RPM & power besar, durability kalah dibanding MS atau FM-A.

Hasilnya, banyak racer top Indonesia lebih memilih MS Flex, FM-A, atau AR ketika masuk ke level kompetisi yang benar-benar ketat atau bermain di SFM dan S2 ketika membangun modifikasi side damper pemula.

Penerapan VZ di Lomba

Aturan resmi Tamiya tetap berlaku: tidak boleh mengubah struktur sasis secara ekstrem, harus 4WD, part modifikasi wajib resmi. Berikut penerapan VZ di beberapa kelas populer:

1) Box Stock / B-Max / Pemula

Sangat cocok. Tanpa banyak cutting, VZ sudah gesit dan ringan.
✔ Setup umum:

  • Roller 13 mm & 12 mm
  • Brake tipis
  • Ban small-diameter low-profile
  • Rasio 4.0–4.2:1 untuk teknikal, 3.5:1 untuk speed ringan

2) Pro-Stock / Tamiya Standard

Masih kompetitif di trek technical/mixed, tapi butuh penguatan:

  • Front bumper dan rear stay base wajib diperkuat FRP/Carbon plate.
  • Pastikan down-thrust roller seimbang (1–2°).
  • Brake 3-layer (sponge + plate + sponge) untuk kontrol LC.

3) Open Class / Speed Tinggi

VZ bukan primadona. Jika tetap mau pakai:

  • Reinforce maksimal (carbon stay depan-belakang + stopper).
  • Rasio 3.5–3.7:1 + motor high-rev.
  • Gunakan mass damper center & under-guard untuk stabilisasi.

Checklist Tuning Inti

  • Gear & Motor
    • Trek teknikal: 4.0–4.2:1 + motor torsi sedang.
    • Trek speed: 3.5–3.7:1 + motor RPM tinggi.
  • Bumper & Brake
    • FRP/Carbon plate untuk memperkuat titik rawan.
  • Roller
    • Kombinasi 19 mm + 13 mm untuk cornering mantap.
  • Ban
    • Low-profile untuk COG rendah.
  • Drivetrain
    • Pastikan shimming minimal & gear mulus agar efisiensi maksimal.

Mengapa VZ Kurang Populer di Indonesia?

Secara teori, VZ sangat potensial. Namun, di lapangan, popularitasnya di Indonesia tidak setinggi harapan. Ada beberapa alasan:

  1. Meta kompetisi didominasi MS/FM-A: Untuk open class dengan motor high-power, racer top memilih sasis yang terbukti tahan banting.
  2. Karakter trek lokal: Banyak track Indonesia menggabungkan straight panjang + corner tricky → butuh stabilitas super, yang sulit dicapai oleh VZ tanpa modifikasi besar. Sedangkan di Indonesia jarang sekali ada lomba yang berani mengusung thema track teknikal seperti di Jepang.
  3. Komunitas dan mindset builder: Banyak pemain senior sudah terbiasa dengan MS atau AR, sehingga edukasi dan referensi setup VZ lebih sedikit.
  4. Durability concern: Di event speed, satu kesalahan bisa bikin bumper VZ patah. Resikonya terlalu besar dibanding sasis MS/SFM.

Kesimpulan

VZ adalah sasis yang ringan, gesit, dan ramah pemula. Sangat ideal untuk trek teknikal, B-Max, dan kelas pemula. Namun, jika ambisi kamu menembus meta open class dengan power brutal, VZ bukan pilihan paling aman—setidaknya tanpa modifikasi ekstrem.


[OTOMOTIFKU]