
Setelah Kuta, Seminyak, Canggu, dan Pererenan, kini giliran Munggu disebut sebagai kawasan sunrise property terbaru di Bali. Tren ini disebut-sebut mengikuti pola ‘repeat, repeat, repeat’ yang terjadi sebelumnya di sepanjang pesisir barat.
Managing Director Core Concept Living, Shanny Poijes, perbedaan harga tanah juga menjadi sorotan. Harga tanah di Pererenan sudah mencapai sekitar Rp35 juta per are, sementara di Munggu masih di kisaran Rp10 juta per are. Padahal, jarak keduanya hanya sekitar tiga menit dengan sepeda motor.
“Di tempat asal saya, selisih jarak dua menit mungkin hanya berarti perbedaan harga 1%. Di sini bisa 300%. Ini hal yang luar biasa,” kata Shani.
Dalam pandangan para pengembang, karakter Munggu yang relatif bebas macet, masih dekat dengan pantai, serta memiliki akses ke fasilitas dasar seperti sekolah dan pasar, menjadi alasan kawasan ini dinilai sebagai sunrise property berikutnya di Bali.
Ia pun optimistis harga tanah dan villa di wilayah ini akan tumbuh rata-rata 7% per tahun, meniru pola kenaikan yang sebelumnya terjadi di kawasan pesisir lain.
Ia menjelaskan bahwa pemilihan Munggu sebagai pengembangan LEVIRO Residences juga didasari aksesibilitas yang mudah ke pusat keramaian, restoran, sekolah, dan pantai, namun tanpa kemacetan parah seperti Canggu atau Seminyak.
“Lokasi ini kami pilih khusus karena nyaman, dekat dengan semua fasilitas, tapi tetap tenang,” ujar Shanny.
Hunian yang ditawarkan, lanjut dia, mengusung konsep Skandinasi, perpaduan desain Skandinavia, Jepang, dan Bali. Unit dipasarkan mulai Rp8,2 miliar dengan luas tanah terkecil 307 meter persegi dan bangunan 197 meter persegi, seluruhnya dua lantai. Hunian dijual dalam kondisi semi-furnished, namun tersedia opsi fully-furnished agar bisa langsung disewakan.
Dengan nilai proyek sebesar Rp225 miliar, LEVIRO menjadi pengembangan residensial terbesar di Munggu hingga saat ini, sekaligus memperkuat posisi Kabupaten Badung sebagai destinasi utama investasi properti.
Data Colliers International Indonesia (2024) menunjukkan permintaan properti di Badung naik 12% sepanjang tahun, didorong kedekatannya dengan pantai kelas dunia, pusat budaya yang semarak, dan infrastruktur yang berkembang.
Sementara itu, laporan Knight Frank Bali Market Report (2024) mencatat rata-rata apresiasi nilai properti di Munggu mencapai 8%-10% per tahun.
Dari sisi investasi, developer menyebut potensi yield sewa berada di kisaran 7%-13%, sementara capital appreciation diperkirakan minimal 7% setiap tahun.
“Ini value for money. Kami banderol sekitar US$2.000 per meter persegi, lebih kompetitif dibanding banyak developer lain,” kata Shani.
Proyek ini akan dirilis dalam dua tahap. Sepuluh unit pertama dipasarkan pada grand launch 18 Oktober 2025 di SUN Contemporary, sebelum konstruksi dimulai pada kuartal I 2026. Serah terima unit dijadwalkan berlangsung pada kuartal IV 2027, bersamaan dengan pembukaan forum komunitas yang diharapkan mempertemukan ekspatriat dan masyarakat lokal.
“LEVIRO adalah bukti nyata dedikasi kami dalam menciptakan hunian yang bukan hanya unggul secara arsitektural, tetapi juga berakar kuat pada jiwa Bali,” tandas dia. (Z-10)
[OTOMOTIFKU]