
BANK Indonesia (BI) mengatakan terus memantau perkembangan nilai tukar Rupiah akhir-akhir ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang dalam negeri.
“Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN (surat berharga negara) di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus-menerus, melalui intervensi NDF (Non-Deliverable Forward)”, kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (26/9). NDF ialah kontrak perdagangan mata uang berjangka.
Bank Indonesia, sambung Perry, meyakini bahwa seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya.
“Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat tercapai dengan baik,” tutur Perry.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, Jumat (26/9), melemah sebesar 26 poin atau 0,15% menjadi Rp16.775 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.749 per dolar Amerika Serikat (AS). (H-4)
[OTOMOTIFKU]