
UJI coba terbaru dari Cambridge memberi harapan baru bagi penderita multiple sclerosis (MS). Peneliti menemukan kombinasi obat diabetes dan antihistamin dapat memperbaiki sebagian kerusakan sistem saraf.
Penyakit neurologis yang menyerang hampir 3 juta orang di dunia tidak bisa dianggap sepele. Di Inggris saja terdapat lebih dari 150 ribu pasien, sebagian besar usia 30 – 40 tahun.
Apa Itu Multiple Sclerosis?
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini membuat lapisan pelindung saraf yang disebut mielin rusak, sehingga menimbulkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, gangguan penglihatan, hingga masalah pergerakan.
Ada dua tipe MS yang paling umum diderita pasien. Pertama, tipe kambuhan, gejala datang dan pergi seiring mielin rusak lalu diperbaiki. Kedua, tipe progresif yang lebih parah, tubuh gagal memperbaiki mielin. Saraf perlahan mati, menyebabkan kecacatan permanen seperti tremor atau kejang.
Penemuan dalam Uji Klinis Awal
Uji klinis terbaru di Universitas Cambridge mencoba menambahkan metformin, obat diabetes umum. Sebanyak 70 pasien MS kambuhan ikut serta dalam penelitian selama enam bulan.
Separuh peserta minum kombinasi obat, sisanya mendapat plasebo. Para peneliti mengukur kecepatan sinyal listrik dari mata menuju otak.
Hasilnya, pasien yang minum obat memiliki sinyal sedikit lebih cepat dari plasebo. Namun perbedaan hanya 1,3 milidetik, terlalu kecil untuk memberi perubahan nyata. Meski begitu, hasil ini menjadi bukti awal bahwa kombinasi obat tersebut memiliki efek biologis dalam memperbaiki mielin, lapisan pelindung saraf.
Harapan untuk Pengobatan Baru
Dr. Nick Cunniffe, seorang ahli saraf di Universitas Cambridge yang memimpin uji coba CCMR Dua, menyebut ini langkah menuju pengobatan kelas baru. Ia menekankan pasien tidak bisa langsung merasa lebih baik dalam waktu singkat. Butuh waktu lebih lama untuk melihat dampak perbaikan saraf secara nyata.
Risiko dan Efek Samping
Beberapa peserta uji mengalami efek samping, seperti kelelahan dan diare. Peneliti menegaskan obat-obatan ini masih dalam tahap penilaian, sehingga tidak boleh digunakan di luar uji klinis resmi.
Jonah Chan, seorang profesor neurologi dari Universitas California menegaskan pentingnya remielinasi saraf. “Saya semakin yakin bahwa remielinasi adalah jalur penting untuk mencegah kecacatan permanen pada MS. Ini juga satu-satunya harapan langsung untuk memulihkan fungsi, meskipun orang harus realistis tentang konteks apa saja yang dapat memulihkan fungsi tersebut,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pengembangan obat membutuhkan waktu panjang, kesabaran, dan banyak percobaan. Meski masih tahap awal, temuan ini memberi arah baru bagi pengobatan MS dan diharapkan mampu membawa perubahan bagi jutaan pasien di masa depan.
(The Guardian/Z-2)
[OTOMOTIFKU]