
PAKTA migrasi baru Uni Eropa akan menghadapi ujian pertamanya dalam beberapa bulan mendatang. Negara-negara anggota diminta menanggung beban relokasi sedikitnya 30.000 pencari suaka, dengan tenggat kesepakatan ditetapkan sebelum Natal.
Kesepakatan yang dicapai oleh 27 negara Uni Eropa tahun lalu mencakup pengetatan prosedur perbatasan, percepatan deportasi dan perombakan besar dalam mekanisme penanganan pencari suaka.
Aturan ini baru akan berlaku penuh pada 2026, namun pembahasan mengenai apa yang disebut mekanisme solidaritas dimulai Oktober ini dan diperkirakan akan mendominasi agenda dalam beberapa pekan ke depan.
Skema Relokasi dan Kontribusi Finansial
Sebagai upaya memastikan pembagian beban yang adil antara negara-negara di jalur kedatangan migran seperti Yunani dan Italia dengan negara Uni Eropa lainnya, pakta tersebut mewajibkan setiap negara menerima kuota pencari suaka.
Apabila menolak, negara anggota harus memberikan kontribusi finansial sebesar 20.000 euro atau sekitar 23.400 dolar AS per pencari suaka kepada negara yang terdampak. Regulasi mengatur bahwa setidaknya 30.000 orang harus direlokasi setiap tahun.
Tantangan Politik
“Dari sudut pandang logistik, cukup mudah untuk menerima 1.000 orang dari negara lain, Anda mengirim bus, pesawat,” kata seorang diplomat Eropa seperti dikutip daru AFP, Selasa (30/9).
Namun, bagi banyak negara anggota yang tengah menghadapi tekanan politik domestik dan meningkatnya sentimen anti-imigran, keputusan ini bukan sekadar urusan teknis.
“Secara politis, ini sangat rumit,” lanjutnya.
Seorang pejabat Uni Eropa bahkan menyebut isu ini lebih sulit daripada apa pun, mengacu pada kritik keras Presiden AS Donald Trump pekan lalu di PBB terhadap kebijakan migrasi Eropa.
“Mungkin kita harus mengingatkan negara-negara anggota bahwa mereka telah merundingkan naskah ini,” ujar anggota parlemen Uni Eropa Fabienne Keller kepada AFP.
“Inti dari sistem baru ini adalah untuk melihat angka-angka secara objektif, tanpa terjebak dalam propaganda populis,” tambah politisi berhaluan tengah yang mendorong reformasi tersebut di Parlemen Eropa.
Penentuan Negara dalam Tekanan
Diskusi antarnegara mengenai penerapan sistem baru ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. Langkah pertama adalah menyusun daftar negara yang dinilai berada dalam tekanan migrasi.
Komisi Eropa akan mengumumkan daftar tersebut pada 15 Oktober, berdasarkan indikator seperti jumlah kedatangan ilegal dan skala wilayah masing-masing negara. Namun, bahkan metode penentuan ini sudah menjadi bahan perdebatan.
Setelah itu, negara-negara akan menyatakan berapa banyak migran yang bersedia mereka relokasi atau berapa kontribusi finansial yang sanggup mereka berikan. Beberapa putaran negosiasi akan berlangsung sebelum keputusan akhir, yang ditargetkan tercapai sebelum Natal.
Fokus pada Deportasi
Di samping relokasi, Uni Eropa juga berupaya meningkatkan pemulangan pencari suaka yang ditolak. Saat ini, hanya sekitar 20% dari mereka yang diperintahkan keluar blok Eropa benar-benar dipulangkan, ini angka yang sering digunakan oleh para pengkritik untuk menuntut kebijakan lebih tegas.
Tiga proposal baru tengah dipertimbangkan untuk memperketat aturan yang berlaku. Jika disetujui, negara-negara anggota akan dapat membuka pusat-pusat pemulangan di luar Uni Eropa untuk menampung migran yang ditolak atau pusat kepulangan.
Kesepakatan terkait hal ini juga diharapkan tercapai menjelang akhir tahun. (I-3)
[OTOMOTIFKU]