
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat lalai dalam mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kelalaian itu berdampak pada terjadinya keracunan massal yang dialami lebih dari 1.000 siswa dalam kurun waktu dua hari terakhir.
Kasus keracunan yang pertama terjadi pada Senin (22/9) dengan korban 475 siswa di Kecamatan Cipongkor. Kemudian pada Rabu (24/9) terjadi di Cipongkor dan Cihampelas. Dari data sementara, ada 500 korban di Kecamatan Cipongkor dan 60 korban di Kecamatan Cihampelas. Sehingga jika diakumulasikan ada 1.035 siswa yang menjadi korban keracunan MBG di Bandung Barat.
“Ini berarti ada kelalaian dalam pengawasan. Bohong kalau kita bilang selama ini berjalan baik. Buktinya di beberapa daerah ada keracunan-keracunan, berarti pengawasan kurang berjalan efektif,” tutur Wakil Gubernur Jabar Erwan Setiawan, Kamis (25/9).
Pengawasan
Atas kejadian ini, Erwan berharap untuk ke depan harus ada pengawasan-pengawasan yang dilakukan pemerintah kabuapten/kota. Dia juga menekankan pihak pengelola MBG tidak asal memberikan makanan kepada para pelajar. Kalau bisa kurangi jenis makanan yang bakal basi dan nantinya dalam berapa jam bisa mengandung racun. “Harus betul-betul, kalau memang ada makanan yang dimasaknya itu kira-kira bakal basi, itu dicek dulu satu jam sebelum dibagikan ke anak-anak,” jelasnya.
Erwan berharap agar ke depan tidak ada lagi kasus keracunan MBG di sekolah. Sebelum disajikan, harus ada quality control untuk memastikan makanan layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah.
Ia juga menekankan agar jarak antara proses memasak atau pengolahan makanan tidak terlalu jauh dengan jadwal penyajian.
“Jangan dimasak jam 2 malam, jam 4 dikemas, jam 11 siang dimakan anak-anak. Kalau tidak (layak) lebih baik jangan diberikan ke mereka,” imbuhnya.
Kelanjutan MBG di Jawa Barat
Terkait polemik program MBG harus terus dilanjutkan atau diberhentikan setelah banyaknya kasus keracunan di wilayah Jabar, Erwan menyebut, itu merupakan kewenangan pemerintah pusat.
“Kalau kami apapun yang digagas oleh pemerintah pusat, kami di daerah siap mendukung. Ini perlu evaluasi saja. Kita tidak bisa (memutuskan) menghentikan atau melanjutkan karena itu adalah kewenangan pusat,” ucapnya.
MBG Tetap Berlanjut di Kota Bandung
Sementara itu di Kota Bandung, sejumlah SMA tetap memberikan santapan MBG kepada para siswanya. Hal itu dilakukan karena hingga sekarang belum ada instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menghentikan program MBG.
“Program MBG tetap berjalan karena belum ada instruksi atau arahan untuk menghentikan program ini. Saat ini kami juga masih menunggu, apalagi di Kota Bandung program MBG masih berjalan normal-normal saja,” tutur Kepala sekolah SMA Guna Dharma Kota Bandung Ade D. Herdiana.
Ade melanjutkan khusus di SMA Guna Dharma, ada guru penanggung jawab atau tim koordinator MBG, ada bagian yang mencicipi makanan sebelum dibagikan dan melaporkan setiap hari menu yang akan disajikan. Tujuannya untuk memastikan kondisi makanan MBG sebelum dibagikan kepada siswa. (AN/E-4)
[OTOMOTIFKU]