Penjaringan Calon Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai tidak Transparan

Penjaringan Calon Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai tidak Transparan
Sejumlah kader PDI Perjuangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah , menuding penjaringan calon Ketua DPC PDIP tidak transparan.(MI/Supardji Rasban)

SEJUMLAH kader PDI Perjuangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng), menuding penjaringan calon Ketua DPC PDIP tidak transparan. Mereka menyebut, nama Cahrudin yang diusulkan sejumlah PAC ternyata tidak diterima dalam forum tingkat kabupaten.

Tudingan tidak transfaran salah satunya disampaikan oleh Sekretaris Pengurus Anak Cabang PDI Perjuangan Kecamatan Kersana, Supri. Dia menyebut penolakan nama Cahrudin makin membuka mata bila panitia penjaringan diduga bermain karena tidak memperhatikan suara kader di bawah. Usulan nama Cahrudin lahir dari hasil musyawarah dan aspirasi kader di akar rumput. 

“Ini ada apa dengan panitia penjaringan, kok nama Cahrudin ditolak forum. Padahal itu muncul dari usulan musyawarah kader di arus bawah. Kalau aspirasi ini tidak dihargai, berarti suara kader dibawah dianggap tidak penting, seolah-olah penjaringan ini jadinya dagelan saja,” ujar Supri di Brebes, Rabu (17/9)

Penilaian yang sama juga disampaikan Sekretaris PAC PDI Perjuangan Jatibarang, Sudaryanto. Dia menduga proses Pemilihan Ketua DPC PDI Perjuangan Brebes terkesan sudah di-setting sebelum forum resmi digelar.

“Seolah-olah sudah ada skenario. Padahal seharusnya mekanisme pemilihan berjalan terbuka dan melibatkan seluruh PAC. Jika tidak, ini bisa dianggap melanggar aturan partai,” ujar Sudaryanto.

Sementara itu, mantan Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Paguyangan, Bagus Handoko, menilai situasi ini mencerminkan lemahnya transparansi dan keadilan di internal partai. 

“Demokrasi partai tidak boleh hanya jadi slogan. Kalau kader di tingkat bawah tidak merasa didengar, maka soliditas partai justru bisa melemah,” tegas Bagus. 

Kekecewaan sejumlah PAC ini menjadi sinyal adanya dinamika serius menjelang penentuan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Brebes. Para kader berharap agar suara dari bawah tetap dihormati sehingga proses politik internal berjalan sehat dan demokratis.

SESUAI MEKANISME PARTAI

Tudingan tidak transparan selama proses penjaringan calon Ketua DPC PDIP Brebes dibantah Mashadi. Pria yang menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Brebes ini menjelaskan, proses penjaringan sudah sesuai dengan mekanisme partai. Tiap PAC berhak mengusulkan nama nama calon ketua DPC. Dia mengungkap, mayoritas PAC mengusulkan nama Indra Kusuma sebagai calon ketua.

“Dari total PAC di Brebes yang mengikuti rapat penjaringan baik di Kantor DPC PDI Perjuangan Brebes dan Pendopo Bumiayu, Indra Kusuma diusulkan oleh seluruh PAC. Di bawahnya, M Taufik diusulkan oleh 8 PAC, dan Tri Murdiningsih oleh 5 PAC. Untuk calon Ketua DPD PDIP Jawa Tengah ada nama-nama seperti Fx Hadi Rudyatmo, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari atau Pingka Haprani, dan Ahmad Saeful Ansori muncul dalam bursa usulan dari PAC,” beber Mashadi.

Dia melanjutkan, proses penjaringan digelar di dua lokasi. Pertama berlangsung di Kantor DPC bersama 11 PAC dari berbagai kecamatan wilayah pantura dan tengah secara bertahap.  Kemudian rapat kedua digelar di Pendopo Bumiayu, dihadiri oleh 6 PAC dari wilayah selatan Brebes.

“Ini bukan soal siapa yang paling populer, tapi siapa yang paling siap menjaga marwah partai. Kami ingin pemimpin yang tegak lurus, loyal, dan bisa merangkul semua elemen,” ujar Mashadi.

Terkait adanya pihak yang tidak puas, Mashadi menyarankan agar mengajukan gugatan melalui mekanisme partai. Mereka bisa menggugat melalui Mahkaman Partai.

“Aturan dalam penjaringan ini juga sudah diplenokan dan saya yakin mereka sudah paham aturan ini. Jika ada yang tidak puas itu hak mereka, silakan bisa mengadukan ke Mahkamah Partai,” tandas Mashadi.

HANYA BEBERAPA ORANG

Terpisah, Indra Kusuma, Ketua DPC PDIP Brebes yang juga calon terkuat menegaskan, nama Cahrudin hanya diusulkan beberapa orang saja. Sedang kebanyakan pengurus cabang mengusulkan nama lain termasuk dirinya.

Indra meneruskan, sesuai surat Instruksi Ketua Umum DPP PDIP nonor 44/IN/DPP/IX/2025 disebutkan dalam point 5: Di dalam melakukan penjaringan calon calon ketua partai di tingkatannya masing masing, wajib mengedepankan kader partai yang telah terbukti loyalitas, dedikasi dan kematangan ideologi serta kepemimpinan dan kemampuan mengorganisir rakyat.

“Semua calon harus loyal terhadap instruksi partai tapi pada kenyataanya, Cahrudin tidak loyal. Terbukti pada pilkada kemarin, dia memilih kotak kosong, padahal sudah ada rekom dari DPP untuk memenangkan pasangan Mitha – Wurja,” jelas Indra. (E-2)

 

[OTOMOTIFKU]