Perempuan Papua Tembus Industri Konstruksi dan Energi

Perempuan Papua Tembus Industri Konstruksi dan Energi
Fitriesya Maulani pendiri Dhanteras Group(Dhanteras)

Ketika banyak perempuan ragu menekuni sektor konstruksi dan energi yang didominasi laki-laki, Fitriesya Maulani justru memilih jalan berbeda. Lahir di Biak, Papua, perempuan berusia 37 tahun ini berhasil membangun Dhanteras Group, perusahaan penyedia material alam dan solar industri yang telah berdiri lebih dari 11 tahun dan kini memiliki sekitar 200 pegawai.

Dari pemasok perlengkapan kerja sederhana seperti seragam, sepatu, helm, hingga kebutuhan K3, Fitriesya membawa perusahaannya naik kelas menjadi salah satu pemasok material yang berperan penting dalam proyek infrastruktur nasional. Jaringan distribusi Dhanteras Group kini menjangkau hampir seluruh Indonesia, dengan rekam jejak kontribusi mulai dari pembangunan jalan tol, proyek gedung bertingkat, pengadaan pemerintah daerah, hingga penyaluran material untuk mendukung pemulihan pascagempa Cianjur.

Bisnis material alam dan energi tidak bisa dilepaskan dari tren pembangunan infrastruktur. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar Rp 422,7 triliun dalam APBN 2024. Sektor konstruksi sendiri menyumbang hampir 10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan penambahan 203 kilometer jalan tol baru yang siap operasi pada tahun 2025. Target ambisius ini menciptakan permintaan besar untuk material alam seperti pasir, batu, serta energi pendukung seperti solar industri. BPS juga mencatat, sektor konstruksi juga telah menyerap lebih dari 8,7 juta tenaga kerja atau 5,97% dari total penduduk bekerja di Indonesia.

“Kami melihat kebutuhan material akan terus meningkat sejalan dengan proyek infrastruktur pemerintah. Tantangan kami adalah menjaga kualitas mulai dari tenaga kerja yang professional dan distribusi agar bisa memenuhi standar proyek berskala nasional,” kata Fitriesya.

Meski awalnya penuh tantangan, minim pasar, keterbatasan modal, hingga belum adanya badan hukum, ia berani mendirikan perusahaan. Klien-klien kecil yang dulu dilayani secara konsisten kini tumbuh menjadi mitra proyek besar.

Dalam bisnis yang penuh persaingan, Fitriesya memilih diferensiasi sebagai strategi. Alih-alih masuk ke lini bisnis umum, ia fokus pada sektor material alam dan energi, bidang yang tidak banyak disentuh pemain baru.

“Saya tidak mau terlalu sibuk memikirkan kompetitor. Fokus saya menjaga kualitas barang, memastikan kepuasan pelanggan, dan konsisten dengan visi yang saya bangun,” tegasnya.

Strategi ini membuat Dhanteras Group dipercaya untuk menangani pasokan material berbagai proyek jalan tol. Perusahaan juga memperluas ke solar industri, sejalan dengan tren permintaan energi yang terus naik di sektor transportasi dan konstruksi. (E-3)

[OTOMOTIFKU]