
PULUHAN diplomat melakukan aksi walk out saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik podium untuk menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (26/9) waktu New York, Amerika Serikat. Dalam pidatonya, Netanyahu mengecam para pemimpin dunia yang baru-baru ini mengakui negara Palestina serta membela serangan brutal Israel di Gaza.
Netanyahu, yang sedang diburu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang, diketahui menempuh jalur memutar menuju AS guna menghindari wilayah udara negara-negara Eropa yang wajib menangkapnya.
Saat berbicara di New York, ia mendapat tepuk tangan dari sebagian hadirin, namun deretan kursi kosong terlihat jelas di hadapannya. Pidato tersebut berlangsung kurang dari dua pekan setelah komisi penyelidikan PBB menyimpulkan Israel melakukan genosida di Gaza.
Delegasi Australia tidak ikut serta dalam aksi walk out, namun tidak ada pejabat tinggi yang hadir. Seperti lazimnya, hanya seorang birokrat yang tetap berada di ruang sidang.
Mengejek Solusi Dua Negara
Dalam pidatonya, Netanyahu menuding Israel tengah menghadapi “tuduhan palsu” genosida, sementara Hamas yang menyerang Israel pada 7 Oktober “dibiarkan begitu saja”. Ia juga mengejek peta jalan solusi dua negara yang baru saja diadopsi Majelis Umum PBB atas usulan Prancis dan Arab Saudi, yang didukung 142 dari 193 negara anggota.
Lebih jauh, Netanyahu mengecam Australia serta negara-negara lain yang mengakui Palestina. Menurutnya, langkah itu mengirim pesan bahwa “membunuh orang Yahudi membawa keuntungan”.
“Pesan saya kepada para pemimpin Barat: Israel tidak akan membiarkan kalian memaksakan negara teroris kepada kami. Kami tidak akan melakukan bunuh diri nasional hanya karena kalian tidak berani menghadapi media bermusuhan dan massa antisemit yang menuntut darah Israel,” ujar Netanyahu dikutip dari ABC.
Netanyahu menambahkan, komunitas Yahudi di Australia dan berbagai negara kini menghadapi peningkatan kekerasan antisemit, yang ia kaitkan dengan kritik terhadap perang Israel di Gaza. Serangan militer Israel hingga kini menewaskan lebih dari 65.500 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Lebih lanjut, Netanyahu juga menyinggung Iran serta kelompok proksinya yang disebutnya telah “banyak dinetralisir” Israel. Ia kembali menyalahkan Hamas atas kelangkaan pangan di Gaza, meski klaim tersebut dibantah kelompok kemanusiaan dan pengawas independen.
Mengenakan jas dengan pin kode QR besar di dadanya, Netanyahu menyebut laporan terbaru komisi penyelidikan PBB sebagai “lelucon”. Laporan itu sebelumnya menyatakan pola tindakan Israel hanya bisa disimpulkan sebagai tindakan dengan niat genosida, sejalan dengan pandangan organisasi HAM internasional dan para pakar genosida dunia.
Netanyahu juga memanfaatkan momen pidato untuk menyampaikan pesan langsung kepada para sandera yang diyakini masih hidup di Gaza. Ia mengaku memasang pengeras suara raksasa di sekitar Gaza yang tersambung ke mikrofonnya, dan mengklaim pesan itu juga disiarkan ke ponsel warga Gaza melalui intelijen Israel.
Pidato Mahmoud Abbas
Sehari sebelum Netanyahu berbicara, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato melalui rekaman video lantaran tak diberi visa oleh AS. Abbas berterima kasih kepada negara-negara yang telah mengakui Palestina, namun menegaskan lebih dari 1.000 resolusi PBB terkait Palestina hingga kini tak pernah dijalankan.
“Banyak upaya dan inisiatif internasional telah dilakukan tanpa akhir yang jelas. Rakyat Palestina masih hidup di bawah cengkeraman pendudukan,” kata Abbas.
Trump Optimis Perdamaian
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan optimistis adanya “kesepakatan di Gaza” yang akan membebaskan sandera dan mengakhiri perang. “Saya rasa ini akan membawa perdamaian,” katanya.
Sehari sebelumnya, Trump juga menegaskan tidak akan membiarkan Israel menganeksasi Tepi Barat, sebuah ancaman yang sempat dilontarkan sejumlah pejabat Israel setelah pengakuan negara Palestina oleh banyak negara Barat.
Trump telah berulang kali menyebut bahwa kesepakatan damai atau gencatan senjata “sudah dekat”, meski tanpa detail jelas. Namun, utusan perdamaian Steve Witkoff sebelumnya menyebut telah dibahas rencana perdamaian 21 poin dengan sejumlah pemimpin Arab di sela-sela pertemuan puncak. NBC News melaporkan Trump akan bertemu Netanyahu di Washington pada Senin mendatang. (M-1)
[OTOMOTIFKU]