
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin rapat akselerasi transformasi Polri di ruang Pusdalsis Stamaops Polri, Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 24 September 2025. Polri menggandeng sejumlah pakar dan akademisi lintas bidang untuk memberikan pandangan dan masukan.
Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana mengatakan, banyak masukan yang diterima kala itu. Baik secara filosofis, konteks, konseptual, teoritikal bahkan secara pragmatis. Termasuk berkaitan dengan organisasi, operasional, sumber daya manusia, lemdik, regulasi, dan sebagainya.
“Nah, konteks-konteks ini yang nantinya kita menjabarkan dalam kontek pragmatis. Karena mau tidak mau, ini yang saya katakan berbalik adalah gerakan moral. Gerakan moral kita semua untuk kembali atau selalu merefleksi kepada keutamaan polisi dalam pemolisian,” kata Chryshnanda kepada Metro TV, di kantornya, Gedung Lemdiklat Polri, Jakarta, hari ini.
Chryshnanda melanjutkan bisa juga kembali pada Tribrata dan Catur Prasetya. Menurutnya, Tribrata merupakan suatu deklarasi seorang anggota Polri. Yakni pertama, berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya sebagai patriot yang beriman.
Kedua, menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. “Ini suatu upaya demokrasi yang luar biasa menurut saya kalau kita harus jabarkan,” ujar Kalemdiklat Polri itu.
Ketiga, senantiasa. Arti seniantiasa, baik dalam pikiran, perkataan, perbuatan. Yakni menjadi Polisi Indonesia yang untuk melindungi, mengayomi, melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban, yang merupakan refleksi atas peradaban.
“Karena manusia di era demokrasi, era digital, era apa saja itu perlu produktivitas. Maka produktivitas ini harus dijamin dengan keamanan dan rasa aman,” ungkap Chryshnanda.
Selain itu, Chryshnanda menyebut polisi sebagai petugas keamanan harus kembali pada Catur Prasetya. Jenderal polisi bintang tiga ini menekankan, sebagai insan Bhayangkara, kehormatan adalah berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Maka itu, demi masyarakat, bangsa, dan negara, Polri harus meniadakan segala bentuk gangguan keamanan.
Kedua, Polri harus berupaya menjaga keselamatan jiwa rakyat, harta benda, dan hak asasi manusia (HAM). Ketiga, menjamin kepastian berdasarkan hukum, memelihara perasaan tenteram dan damai.
“Orang boleh aman tapi mencekam, aman tapi tertekan, itu bukan aman. Artinya, inilah membangun manusia yang beradab. Karena mau tidak mau keutamaan dari hal itu adalah kemanusiaan,” pungkas Chryshnanda.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo menyebut rapat akselerasi transformasi Polri menjadi wadah untuk menyerap saran dan kritik dari berbagai pihak. Sehingga, proses reformasi internal kepolisian berjalan optimal.
“Yang diundang dalam acara ini adalah tokoh-tokoh untuk memberi masukan, saran, dan kritik. Supaya perspektif publik nyata diserap tim reformasi internal,” kata mantan Kapolda Banten itu dalam keterangan tertulis.
Rapat akselerasi ini menghadirkan berbagai pakar dan akademisi yang mewakili bidangnya masing-masing. Kapolri memastikan semua masukan akan dikaji serius oleh tim reformasi internal kepolisian.
Berikut rincian sejumlah pakar dan akademisi yang diundang membahas transformasi reformasi Polri:
Pemerhati Kepolisian
1. Komjen (Purn) Ito Sumardi Djunisanyoto
2. Irjen (Purn) Aryanto Sutadi
3. Hermawan Sulistyo
4. Bambang Rukminto
5. Sugeng Teguh Santoso
Media dan Komunikasi Publik
1. Rustika Herlambang
2. Alfito Deannova Ginting
3. Devie Rahmawati
Peneliti Bidang Riset/Politik
1. Basuki Rekso Wibowo
2. Agung Arafat Saputra
3. Pratama Dahlian Persadha
Kepemudaan
1. Andy Soebjakto Molangggato
2. Andi Yentriani
3. Lintang Suryaningtyas
Pegiat Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
1. Hendardi
2. Nur Kholis
3. Poengky Indarti
4. Bachtiar
5. Chaerul Huda
6. Ninik Rahayu
7. Johan Budi Sapto Prabowo
8. Adrianus Eliasta Sembiring Meliala
9. Ade Erlangga Masdiana
Akademisi/Budayawan
1. Eva Achjani Zulfa
2. Dimas Oky Nugrohol
3. (H.C) Ary Ginanjar Agustian
4. Rhenald Kasali
5. Hermawan Kartajaya
6. Eko Prasojo
7. Heri Hermansyah
8. Semiarto Aji Purwanto.
(Yon/P-1)
[OTOMOTIFKU]