
KEMUNGKINAN besar Anda membaca berita ini lewat smartphone. Entah melalui media sosial, email, atau browser, kita semua seolah tak bisa lepas dari smartphone. Dalam waktu kurang dari satu generasi, perangkat ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Namun, dampak buruknya juga banyak diperingatkan. Beberapa dampaknya seperti menurunkan kualitas tidur, memengaruhi kesehatan mental, hingga membuat otak bekerja meski tidak sedang digunakan.
Di sisi lain, ada semakin banyak orang yang berusaha melepaskan diri dari kecanduan smartphone ini. Sebagian memilih digital detox untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan, ada pula yang khawatir soal keamanan datanya.
Pilihan yang kini banyak dilirik adalah “dumbphone” atau ponsel sederhana dengan fungsi terbatas. Model ini bisa berupa ponsel lawas sebelum era smartphone seperti Nokia 3310 yang terkenal pada masanya, atau ponsel baru dengan fitur minimal.
Berdasarkan data dari Counterpoint Research, tahun lalu sekitar 210 juta feature phone terjual di seluruh dunia, atau 15% dari total penjualan ponsel global. Meski angka itu jauh lebih kecil dibanding smartphone, pasarnya tetap ada, terutama di negara berkembang.
Punkt
Beberapa perusahaan mulai serius menggarapnya. Pendiri Punkt, yaitu sebuah perusahaan teknologi asal Swiss yang berdiri sejak 2008, misalnya. merancang ponsel MP01 pada 2015 untuk membantu orang mengurangi distraksi.
“Awalnya hanya mau kirim pesan ke istri, tapi akhirnya malah menulis tiga email. Itu masalah,” ujar pendiri dari Punkt, Petter Neby dikutip dari laman CNN.
Harga ponsel sederhana ini tidak murah. Punkt menjual MP02 seharga US$299 (Rp 5 juta) dengan penjualan sekitar 50 ribu unit per tahun
Nokia
Dari Finlandia, HMD Global, pemegang merek Nokia juga mencoba menjembatani kebutuhan masyarakat dengan meluncurkan HMD Fuse. Ponsel ini awalnya hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS, lalu orang tua dapat membuka fitur tambahan sesuai usia anak. Semua aplikasi terkunci secara default, termasuk kamera, dan hanya kontak tertentu yang bisa dihubungi.
Fuse
Kemudian, ada Fuse yang dilengkapi HarmBlock, sistem kecerdasan buatan yang dilatih untuk memblokir 22 juta gambar tidak pantas. Teknologi ini mampu memblokir konten telanjang di kamera, browser, maupun media sosial.
“Kami ingin membentuk hubungan yang lebih sehat antara anak-anak dan ponsel sejak awal,” ujar kepala pemasaran produk HMD, Adam Ferguson.
Perangkat seperti Fuse dan MC02 milik Punkt menunjukkan pasar mulai bergerak ke arah yang lebih realistis, meski tetap dalam segmen khusus. Neby menyebut perusahaannya tidak akan pernah menjadi Apple berikutnya, tapi hadir untuk memberikan pilihan.
Meskipun raksasa seperti Apple atau Samsung kemungkinan tidak akan masuk ke pasar dumbphone karena bertentangan dengan model bisnis mereka, tekanan dari konsumen bisa saja mendorong perubahan.
“Tidak mudah menjadi pemain kecil di tengah para raksasa, tapi industri ponsel adalah industri konsumen paling penting di dunia, jadi kami punya kewajiban untuk bergerak,” kata Neby. (CNN/Z-2)
[OTOMOTIFKU]