Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan usai Santap MBG

Puluhan Siswa di Bandung Barat Keracunan usai Santap MBG
Sejumlah korban mendapat perawatan di Puskesmas Cipongkor karena keracunan makanan program MBG(MI/DEPI GUNAWAN)

PULUHAN siswa di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan usai mengonsumsi makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (22/9).

Data Puskemas Cipongkor, jumlah korban mencapai 63 orang terdiri dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pembangunan Bandung Barat (PBB), Madrasah Tsanawiyah (MTS) Darul Fiqri, hingga Sekolah Dasar Negeri (SD) Cipari.

Para korban dirawat di tiga posko kesehatan di antaranya UGD Poned Puskesmas Cipongkor, GOR Kantor Kecamatan Cipongkor, serta Bidan Desa Sirnagalih serta belasan korban harus dirujuk ke RSUD Cililin.

“Hingga petang ini kami terima 63 orang pasien dengan jumlah 14 orang dirujuk. Pasien tak hanya siswa SMK dan MTS tapi juga siswa SD Cipari,” kata Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah.

Korban rata-rata mengalami keluhan mual, pusing, hingga kejang-kejang. Mereka merasakan gejala usai menyantap makanan program MBG yang dibagikan sekitar pukul 09.00 WIB.

Ia menduga jumlah korban bisa bertambah mengingat ada 3.600 porsi makan yang dibagikan kepada para siswa. Guna mempercepat penanganan, sejumlah tenaga medis dari Puskesmas Saguling, Gununghalu, dan Singdangkerta ikut diterjunkan.

“Informasi awal dari siswa, makanan MBG itu dari ayam yang katanya sudah berbau asam. Tapi kita belum pastikan penyebabnya, harus menunggu hasil laboratorium. Investigasi awal sih mengarah ke ayam dari paket MBG,” ungkapnya.


Evaluasi


Terpisah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti menuntut Badan Gizi Nasional (BGN) selaku leading sector MBG segera mengevaluasi buntut kasus keracunan MBG di beberapa daerah, termasuk yang terbaru di Bandung Barat.

“MBG itu kewenangan di BGN. Terkait keracunan silakan langsung ke Kepala BGN. Tapi prinsipnya, kalau ada kasus itu menjadi bagian dari evaluasi oleh BGN dan kementerian terkait,” kata Abdul Mu’ti saat berkunjung ke Kota Cimahi.

Termasuk juga aspirasi dari pihak sekolah maupun orangtua terkait pelaksanaan MBG, lanjut dia, mestinya disampaikan langsung kepada Kepala BGN.

Meski sudah banyak kasus di berbagai daerah, MBG sebagai salah satu program Presiden Prabowo Subianto tetap harus terus berlanjut karena manfaatnya sangat terasa.

“Prinsipnya kami Kemendikdasmen sebagai penerima manfaat terbesar, sangat mendukung program ini terus berjalan. Intinya MBG ini harus tetap dilaksanakan demi penerus bangsa,” tuturnya.

 

[OTOMOTIFKU]