
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menilai temuan kontaminasi zat radioaktif Cs 137 (Cesium 137) pada Cengkeh asal Indonesia jadi pukulan telak terhadap gagasan ekonomi hijau yang jadi Asta Cita Presiden Prabowo.
“Produk Cengkeh ini merupakan tanaman rempah yang diminati berbagai bangsa dari belahan dunia sejak zaman dulu kala. Sebagai negara penghasil cengkeh terbesar di dunia, kita semua harus melindungi tanaman rempah ini, agar bisa terus diperdagangkan secara leluasa di pasar global,” ungkap Alex dikutip dari siaran pers yang diterima, Selasa (30/9).
Harapan ini disampaikan Alex untuk merespon temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA/ Food and Drug Administration) adanya kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada produk cengkeh asal Indonesia setelah sebelumnya kasus serupa ditemukan pada produk udang beku.
FDA mencatat, kadar radiasi pada cengkeh tersebut masih dalam rentang aman, namun tetap harus jadi perhatian serius. Terlebih, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya kontaminasi Cs-137 di dalam kontainer.
“Tingginya kesadaran masyarakat global akan standar keamanan produk pangan, sejatinya sebangun dengan Ekonomi Hijau yang ada di Asta Cita Presiden Prabowo. Sayang, implementasinya di jajaraan kementrian dan lembaga masih belum jelas,” tambah Alex.
Oleh karena itu, Alex menyarankan agar Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) segera turun tangan melakukan investigasi yang bertujuan untuk memastikan sumber dan penyebab terjadinya paparan radiasi pada Cengkeh yang di ekspor ke Amerika.
“Hasil investigasi Bapeten ini, walaupun pahit, harus dipublikasikan ke publik. Sehingga, citra positif kita sebagai negara terbesar pengekspor bahan rempah di dunia, terus terjaga. Selain itu, Bapeten juga bisa melindungi pasar domestik, dari kasus serupa,” tambahnya.
Sebelum rempah radioaktif, pada Agustus lalu, FDA juga mendeteksi kontaminasi Cs-137 pada udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Pemerintah merespons dengan membentuk Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137 untuk menyelidiki kasus tersebut.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa sumber kontaminasi berasal dari pabrik baja PT PMT di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, yang menggunakan bahan baku berupa scrap metal atau serbuk besi bekas. Kontaminasi diduga menyebar melalui udara ke fasilitas pengemasan udang milik PT BMS yang berjarak kurang dari dua kilometer dari pabrik tersebut. (E-3)
(E-3)
[OTOMOTIFKU]