
MATERI Pendidikan Agama Islam (PAI) & Budi Pekerti Kelas XI sekolah menengah atas (SMA) terdiri dari 10 bab. Pelajaran PAI kelas 10 mulai dari berpikir kritis sampai Ulul Azmi.
Nah, para siswa kelas 10 mesti memahami materi PAI ini secara keseluruhannya. Untuk mempermudah, kali ini kami berikan rangkuman PAI kelas 10. Semangat belajar.
Bab 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendahuluan
Manusia diberi anugerah akal oleh Allah SWT. Akal inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain.
Dengan akal, manusia bisa berpikir kritis, menimbang informasi, serta menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Islam, berpikir kritis dan menuntut ilmu bukan sekadar pilihan, tapi perintah agama.
Umat Islam yang berpikir kritis akan terhindar dari kesesatan, sementara umat yang mencintai ilmu akan menjadi umat yang maju.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Wahyu pertama yang turun adalah Al-Qur’an Surat al-‘Alaq/96:1-5, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan…” Perintah pertama ini adalah membaca, yang menunjukkan pentingnya ilmu.
Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Majah).
Kedua sumber ini menegaskan: berpikir kritis dan menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah.
Wawasan Keislaman
Berpikir kritis berarti tidak mudah menerima informasi mentah-mentah. Dalam era digital, banyak hoaks dan berita palsu. Siswa yang berpikir kritis akan meneliti sumber, menimbang logika, dan mencari kebenaran.
Mencintai ilmu berarti menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Allah berjanji dalam Al-Qur’an Surat al-Mujadilah/58:11, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.”
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam Islam harus diarahkan untuk kemaslahatan. Iptek yang dipisahkan dari iman bisa menimbulkan kerusakan (senjata pemusnah, pencemaran lingkungan). Tetapi iptek yang dibimbing iman akan melahirkan kebaikan (obat, teknologi pendidikan, transportasi yang aman).
Kisah Inspiratif
Ibnu Sina dikenal sebagai bapak kedokteran modern. Kitab Al-Qanun fi al-Thibb dipakai di universitas Eropa berabad-abad.
Al-Khawarizmi menemukan aljabar, dasar dari matematika modern. Semua ini lahir dari semangat mencintai ilmu dan berpikir kritis.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Rajin membaca buku, bukan hanya media sosial.
• Menggunakan internet untuk belajar, bukan hanya hiburan.
• Bertanya kritis di kelas.
• Diskusi dengan teman untuk menemukan jawaban terbaik.
• Membiasakan riset kecil-kecilan sebelum mengambil keputusan.
Penerapan Karakter
• Religius: belajar diniatkan ibadah.
• Integritas: jujur dalam ujian.
• Gotong royong: kerja kelompok.
• Kritis: menyaring informasi digital.
• Mandiri: tidak bergantung pada contekan.
Rangkuman
1. Islam mewajibkan menuntut ilmu.
2. Berpikir kritis adalah cara menjaga akal sehat.
3. Iptek harus dipakai untuk kemaslahatan.
4. Ulama klasik teladan cinta ilmu.
5. Siswa bisa meneladani dengan belajar tekun, jujur, kritis, dan inovatif.
Bab 2: Membiasakan Sikap Jujur, Amanah, dan Istiqamah
Pendahuluan
Akhlak mulia adalah buah dari iman. Tiga di antaranya adalah jujur, amanah, dan istiqamah. Rasulullah SAW dikenal sebagai al-Amîn (yang terpercaya). Tanpa sifat ini, seseorang tidak akan dipercaya.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab/33:70, “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena jujur membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR Muslim).
Wawasan Keislaman
• Jujur (shidq): berkata sesuai fakta, berbuat sesuai niat.
• Amanah: menjaga kepercayaan, baik berupa titipan harta, jabatan, maupun tugas.
• Istiqamah: konsisten dalam kebaikan, tidak mudah goyah.
Ketiga sifat ini adalah fondasi masyarakat. Tanpa jujur, masyarakat penuh tipu daya. Tanpa amanah, semua saling curiga. Tanpa istiqamah, kebaikan hanya sesaat.
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW sejak muda dikenal jujur dalam berdagang. Karena itu, Khadijah mempercayakan modal padanya. Setelah menjadi Nabi, beliau tetap istiqamah dalam menyampaikan wahyu, meski dicaci, diusir, bahkan diperangi.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Tidak mencontek saat ujian.
• Amanah mengerjakan tugas kelompok.
• Istiqamah melaksanakan salat lima waktu.
• Tidak mengkhianati janji pada teman.
Penerapan Karakter
• Religius: istiqamah ibadah.
• Integritas: jujur ucapan dan perbuatan.
• Disiplin: konsisten belajar.
• Tanggung jawab: menjaga amanah dari orang tua dan guru.
Rangkuman
1. Jujur, amanah, dan istiqamah adalah akhlak mulia.
2. Allah memerintahkan berkata benar.
3. Rasulullah SAW teladan dalam ketiga akhlak ini.
4. Siswa bisa menerapkannya di sekolah, rumah, dan masyarakat.
5. Akhlak ini membuat seseorang dipercaya dan disukai Allah.
Bab 3: Menghindari Perilaku Aniaya, Merendahkan, dan Mengolok-olok
Pendahuluan
Setiap manusia ingin dihargai. Islam melarang perilaku yang menyakiti orang lain, baik dengan perbuatan maupun ucapan. Tiga perilaku yang dilarang adalah aniaya, merendahkan, dan mengolok-olok.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Hujurat/49:11, “Wahai orang-orang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka…”
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya; ia tidak boleh menzhalimi dan tidak boleh merendahkannya.” (HR. Muslim).
Wawasan Keislaman
• Aniaya (zhalim): menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, menyakiti orang lain, atau mengambil hak orang lain.
• Merendahkan: menganggap orang lain hina karena status, harta, atau penampilan.
• Mengolok-olok: mempermainkan orang lain dengan ejekan.
Perilaku ini merusak persaudaraan. Islam menekankan ukhuwah islamiyah: semua muslim bersaudara.
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW sangat menghargai sahabatnya. Bilal bin Rabah, seorang budak berkulit hitam, diangkat sebagai muazin utama. Ini menunjukkan beliau tidak pernah merendahkan seseorang.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Tidak mengejek teman karena penampilan.
• Tidak membuli di media sosial.
• Tidak mengambil barang teman tanpa izin.
• Membela teman yang dilecehkan.
Penerapan Karakter
• Religius: meyakini Allah mengawasi perilaku.
• Empati: menghargai perasaan teman.
• Integritas: adil dan tidak zhalim.
• Gotong royong: menjaga persaudaraan di sekolah.
Rangkuman
1. Islam melarang aniaya, merendahkan, dan mengolok-olok.
2. Al-Qur’an Surat al-Hujurat/49:11 menegaskan larangan itu.
3. Rasulullah SAW teladan menghargai semua orang.
4. Siswa bisa menerapkan dengan tidak membully, tidak mengejek, dan bersikap adil.
5. Akhlak ini menumbuhkan persaudaraan yang kuat.
Bab 4: Menghindari Perilaku Boros, Kikir, dan Prasangka Buruk
Pendahuluan
Islam mengajarkan keseimbangan dalam hidup. Boros (israf) dan kikir (bukhl) adalah dua sikap ekstrem yang sama-sama dilarang.
Selain itu, prasangka buruk (suuzhan) juga merusak hubungan sosial. Seorang muslim harus hidup sederhana, dermawan, dan berprasangka baik.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Isra’/17:27, “Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara setan.”
Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Hujurat/49:12, “Wahai orang-orang beriman, jauhilah banyak prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.”
Rasulullah SAW bersabda, “Hati-hatilah kalian dari sifat kikir, karena kikir telah membinasakan umat sebelum kalian.” (HR. Muslim).
Wawasan Keislaman
• Boros (israf): menggunakan harta berlebihan untuk hal tidak bermanfaat.
• Kikir (bukhl): enggan mengeluarkan harta untuk kepentingan wajib maupun sosial.
• Prasangka buruk (suuzhan): menuduh tanpa bukti, berpikir jelek tentang orang lain.
Ketiga sifat ini menghalangi keberkahan hidup. Islam mendorong umatnya hidup sederhana, dermawan, dan berhusnuzhan (berprasangka baik).
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW hidup sangat sederhana. Beliau sering tidur di atas tikar kasar. Namun beliau sangat dermawan. Saat ada harta rampasan perang, beliau segera membagikannya kepada umat.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Tidak boros membeli pulsa atau jajan.
• Menyisihkan uang saku untuk infak.
• Tidak langsung menuduh teman yang salah, tapi mencari bukti dulu.
• Membiasakan husnuzhan agar hati tenang.
Penerapan Karakter
• Hemat: menggunakan harta sesuai kebutuhan.
• Dermawan: rajin berbagi.
• Tanggung jawab: menunaikan kewajiban zakat/infak.
• Empati: berpikir positif terhadap orang lain.
Rangkuman
1. Boros, kikir, dan su’uzhan adalah sifat tercela.
2. Allah melarang boros dan prasangka buruk.
3. Rasulullah SAW teladan hidup sederhana dan dermawan.
4. Siswa harus hemat, rajin berbagi, dan berprasangka baik.
Bab 5: Membiasakan Perilaku Adil, Hormat, dan Santun
Pendahuluan
Masyarakat yang beradab lahir dari pribadi yang adil, hormat, dan santun. Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Hormat berarti menghargai orang lain sesuai kedudukannya. Santun berarti sopan dalam ucapan dan perbuatan.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat an-Nahl/16:90, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.” (HR. Ahmad).
Wawasan Keislaman
• Adil: memberikan hak sesuai porsi, tidak pilih kasih.
• Hormat: menghargai orang tua, guru, dan sesama.
• Santun: lemah lembut dalam berbicara dan bertindak.
Ketiganya adalah pilar akhlak sosial. Tanpa keadilan, muncul konflik. Tanpa hormat, generasi muda kehilangan arah. Tanpa santun, masyarakat jadi kasar.
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW selalu adil, bahkan terhadap musuh. Beliau menghormati tetua Quraisy meski mereka menentang. Beliau santun kepada siapa pun, bahkan kepada pembantu.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Adil dalam membagi tugas kelompok.
• Hormat kepada guru dengan mendengarkan pelajaran.
• Santun kepada teman dengan tidak berkata kasar.
• Menyapa orang tua dengan sopan.
Penerapan Karakter
• Integritas: adil dalam tindakan.
• Religius: taat pada perintah Allah.
• Gotong royong: menghormati perbedaan.
• Komunikatif: berbicara sopan.
Rangkuman
1. Adil, hormat, santun adalah akhlak mulia.
2. Allah memerintahkan berlaku adil.
3. Rasulullah SAW teladan hormat dan santun.
4. Siswa harus adil, hormat guru, santun pada teman.
Bab 6: Menghindari Perilaku Ghibah, Fitnah, dan Namimah
Pendahuluan
Lisan adalah amanah. Jika tidak dijaga, ia bisa mendatangkan dosa besar. Tiga penyakit lisan yang harus dihindari: ghibah (menggunjing), fitnah (menyebar berita palsu), dan namimah (adu domba).
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Hujurat/49:12, “Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?”
Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah seseorang dianggap pendusta bila ia menceritakan setiap apa yang didengarnya.” (HR Muslim).
Wawasan Keislaman
• Ghibah: membicarakan aib orang lain yang benar adanya, tapi dilakukan di belakangnya.
• Fitnah: menyebar kabar bohong yang merusak nama orang.
• Namimah: menyampaikan ucapan seseorang kepada orang lain untuk memecah belah.
Ketiganya merusak ukhuwah dan membawa dosa besar. Islam mendorong umatnya menjaga lisan dan hanya berkata baik.
Kisah Inspiratif
Suatu ketika Aisyah r.a. pernah menyinggung salah satu istrinya yang lain hanya dengan isyarat tangan.
Rasulullah SAW langsung menegurnya, karena itu termasuk ghibah. Hal ini menunjukkan betapa tegas Islam melarang ghibah.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Tidak menyebarkan gosip di grup WhatsApp.
• Tidak menuduh teman tanpa bukti.
• Tidak menyampaikan perkataan teman hanya untuk memecah belah.
• Lebih baik diam jika tidak ada kebaikan.
Penerapan Karakter
• Integritas: menjaga lisan.
• Empati: tidak menyakiti orang lain.
• Disiplin: menahan diri dari gosip.
• Religius: berkata baik atau diam.
Rangkuman
1. Ghibah, fitnah, dan namimah adalah dosa besar.
2. Allah melarang ghibah dalam Al-Qur’an Surat al-Hujurat.
3. Rasulullah SAW menegur ghibah sekecil apa pun.
4. Siswa harus menjaga lisan, tidak menyebar gosip, dan berkata baik.
Bab 7: Membiasakan Perilaku Syukur, Sabar, dan Pemaaf
Pendahuluan
Hidup tidak selalu mulus. Ada nikmat, ada ujian. Islam mengajarkan tiga sikap utama: syukur, sabar, dan pemaaf. Ketiganya menjadikan hati tenang dan hidup penuh berkah.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim/14:7, “Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya adalah baik. Jika mendapatkan nikmat, ia bersyukur, itu baik baginya. Jika mendapatkan musibah, ia sabar, itu juga baik baginya.” (HR Muslim).
Wawasan Keislaman
• Syukur: mengakui nikmat Allah dengan hati, lisan, dan perbuatan.
• Sabar: menahan diri dalam taat, meninggalkan maksiat, dan menghadapi musibah.
• Pemaaf: tidak membalas keburukan, tetapi memberi maaf.
Syukur menambah nikmat, sabar menguatkan jiwa, pemaaf menumbuhkan persaudaraan.
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW dikecam di Thaif. Penduduk melempari beliau hingga berdarah.
Malaikat Jibril menawarkan untuk membalikkan gunung dan membinasakan mereka. Tapi Rasulullah SAW memilih memaafkan, berharap kelak anak-anak mereka beriman.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Mengucap hamdalah saat mendapat nilai bagus.
• Tetap belajar walau gagal ujian.
• Memaafkan teman yang pernah mengejek.
• Tidak mengeluh meski mendapat tugas banyak.
Penerapan Karakter
• Religius: syukur lewat ibadah.
• Tangguh: sabar dalam ujian.
• Empati: pemaaf terhadap kesalahan teman.
• Optimis: yakin Allah beri jalan terbaik.
Rangkuman
1. Syukur menambah nikmat.
2. Sabar membuat hati kuat.
3. Pemaaf menumbuhkan persaudaraan.
4. Rasulullah SAW teladan sabar dan pemaaf.
5. Siswa harus bersyukur, sabar, dan pemaaf dalam keseharian.
Bab 8: Menjauhi Perilaku Putus Asa, Pesimis, dan Boros Waktu
Pendahuluan
Allah SWT melarang putus asa dari rahmat-Nya. Seorang muslim harus optimis, semangat, dan pandai menggunakan waktu. Putus asa, pesimis, dan boros waktu membuat hidup sia-sia.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat az-Zumar/39:53, “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”
Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Wawasan Keislaman
• Putus asa: hilang harapan dari rahmat Allah.
• Pesimis: selalu melihat sisi buruk, tidak percaya diri.
• Boros waktu: menyia-nyiakan kesempatan tanpa manfaat.
Islam mengajarkan optimisme. Kegagalan adalah proses menuju sukses. Waktu harus dipakai untuk amal saleh.
Kisah Inspiratif
Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW dikejar kaum Quraisy hingga terdesak di gua Tsur. Abu Bakar r.a. ketakutan.
Rasulullah SAW berkata, “Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (Al-Qur’an Surat at-Taubah/9:40). Ini contoh optimisme sejati.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Tidak menyerah walau nilai ujian rendah.
• Optimis bisa masuk perguruan tinggi favorit.
• Menggunakan waktu luang untuk belajar, olahraga, atau mengaji.
• Menghindari rebahan berjam-jam tanpa tujuan.
Penerapan Karakter
• Optimis: yakin Allah memberi jalan.
• Disiplin: mengatur jadwal belajar.
• Tangguh: tidak mudah menyerah.
• Religius: berdoa dan tawakkal setelah berusaha.
Rangkuman
1. Putus asa, pesimis, boros waktu = sifat tercela.
2. Allah melarang berputus asa.
3. Rasulullah SAW teladan optimis.
4. Siswa harus semangat, optimis, dan bijak gunakan waktu.
Bab 9: Menghindari Perilaku Khianat, Munafik, dan Iri Dengki
Pendahuluan
Kejujuran dan kepercayaan adalah fondasi hubungan sosial. Lawannya adalah khianat, munafik, dan iri dengki. Islam menegaskan sifat-sifat ini berbahaya dan harus dijauhi.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Anfal/8:27, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan jangan (pula) mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, apabila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wawasan Keislaman
• Khianat: tidak menunaikan amanah, melanggar janji.
• Munafik: pura-pura beriman, padahal hatinya kafir.
• Iri dengki (hasad): tidak senang melihat orang lain mendapat nikmat.
Sifat-sifat ini merusak persaudaraan dan mendatangkan murka Allah.
Kisah Inspiratif
Abu Ubaidah bin Jarrah dikenal sebagai sosok amanah. Rasulullah SAW menyebutnya aminul ummah (orang yang terpercaya dari umat). Saat jadi panglima, beliau tidak pernah khianat terhadap amanah pasukan dan harta rampasan perang.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Menjaga rahasia yang dipercayakan.
• Tidak pura-pura rajin di depan guru, tapi malas di belakang.
• Tidak iri pada teman yang juara, tapi ikut termotivasi.
• Menepati janji kepada orangtua dan teman.
Penerapan Karakter
• Integritas: jujur dalam segala hal.
• Tanggung jawab: menepati janji.
• Empati: ikut bahagia dengan nikmat teman.
• Religius: takut khianat karena Allah mengawasi.
Rangkuman
1. Khianat, munafik, iri dengki = akhlak tercela.
2. Allah melarang khianat dalam Al-Qur’an Surat al-Anfal.
3. Rasulullah SAW menegaskan tanda munafik.
4. Siswa harus amanah, jujur, dan tidak iri.
Bab 10: Meneladani Keteladanan Para Rasul Ulul Azmi
Pendahuluan
Rasul adalah teladan utama umat Islam. Di antara para rasul, ada lima yang mendapat gelar Ulul Azmi karena keteguhan hati dan kesabaran luar biasa: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
Tadabbur Ayat dan Hadis
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Ahqaf/46: 35, “Maka bersabarlah kamu seperti kesabaran rasul-rasul Ulul Azmi.”
Rasulullah SAW juga bersabda bahwa dirinya bersama rasul-rasul lain adalah pemimpin manusia pada hari kiamat (HR Muslim).
Wawasan Keislaman
• Nuh a.s.: sabar berdakwah 950 tahun meski sedikit pengikut.
• Ibrahim a.s.: tegas melawan penyembahan berhala, rela dibakar demi tauhid.
• Musa a.s.: tabah menghadapi Fir’aun, memimpin Bani Israil keluar dari Mesir.
• Isa a.s.: berdakwah penuh kasih, menolak disembah, mengajarkan tauhid.
• Muhammad SAW: nabi terakhir, rahmat bagi semesta alam, menyempurnakan akhlak.
Mereka disebut Ulul Azmi karena sabar, tabah, teguh pendirian, dan pantang menyerah dalam dakwah.
Kisah Inspiratif
Rasulullah SAW di Mekah 13 tahun menghadapi caci maki, pemboikotan, dan kekerasan. Namun beliau tetap sabar, hingga akhirnya Islam berjaya.
Contoh dalam Kehidupan Siswa
• Meneladani sabar Nuh dengan tidak menyerah saat belajar sulit.
• Meneladani keberanian Ibrahim dengan tegas menolak ajakan buruk.
• Meneladani Musa dengan berani membela kebenaran.
• Meneladani Isa dengan kasih sayang pada sesama.
• Meneladani Muhammad SAW dengan akhlak mulia di sekolah.
Penerapan Karakter
• Sabar: menghadapi ujian.
• Berani: menegakkan kebenaran.
• Kasih sayang: membantu sesama.
• Religius: menjadikan para rasul teladan hidup.
Rangkuman
1. Ulul Azmi = lima rasul pilihan.
2. Mereka sabar, tabah, dan teguh.
3. Umat Islam wajib meneladani mereka.
4. Siswa bisa meneladani dengan sabar belajar, berani menolak maksiat, dan berakhlak mulia. (I-2)
[OTOMOTIFKU]