
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menanam 215.200 bibit mangrove di sembilan lokasi pesisir Indonesia. Program tersebut tidak hanya menjadi bagian dari pemenuhan komitmen lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi ratusan warga pesisir yang sejalan dengan konsep Pelabuhan Hijau atau Green Port.
Program yang bertepatan dengan Hari Maritim Nasional itu dilakukan serentak oleh Pelindo Group, dengan total luas lahan rehabilitasi mencapai 134,5 hektare. Dari perhitungan teknis, mangrove yang ditanam berpotensi menyerap emisi hingga ribuan ton CO2.
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono menegaskan, program itu merupakan kelanjutan dari komitmen perusahaan yang telah berjalan beberapa tahun terakhir, dengan fokus pada pelestarian ekosistem pesisir melalui pemberdayaan masyarakat. Mengusung semangat ‘Pelabuhan Hijau, Masyarakat Sejahtera’, Pelindo melaksanakan rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan sebagai bentuk dukungan terhadap target nasional restorasi mangrove. Adapun, pemerintah menargetkan rehabilitasi 600 ribu hektare mangrove selesai pada 2029.
“Kami ingin TJSL Pelindo tidak hanya menjadi kegiatan simbolik. Melalui program rehabilitasi mangrove, kami berharap dapat memperkuat ekosistem pesisir sekaligus berkontribusi dalam penurunan emisi, mewujudkan pelabuhan hijau serta memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal,” ujar Arif melalui keterangannya, Selasa (23/9).
Arif menambahkan, mangrove harus dipandang sebagai investasi sosial dan ekonomi. “Dari ekowisata, produk olahan hasil laut, sampai peluang usaha bagi kelompok tani lokal, semua bisa lahir dari mangrove yang sehat,” katanya.
Dalam program rehabilitasi itu Pelindo melibatkan 17 kelompok tani dan ratusan warga pesisir. Warga tidak hanya menanam, tetapi juga diberdayakan merawat bibit hingga tumbuh optimal. “Pelibatan warga ini penting agar program tidak berhenti pada seremoni. Mereka harus merasakan manfaat langsung,” lanjut Arif. (E-4)
[OTOMOTIFKU]