RI Dorong Kemitraan Strategis dengan Amerika Latin dan Karibia di Ajang INA-LAC 2025

RI Dorong Kemitraan Strategis dengan Amerika Latin dan Karibia di Ajang INA-LAC 2025
Ketua Delegasi Republik Indonesia, Acep Somantri.(Dok. KBRI Mexico City)

KETUA Delegasi Republik Indonesia, Acep Somantri, menegaskan pentingnya memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia dalam forum INA-LAC Business Mission 2025 yang digelar di Sao Paulo, Brasil.

Dalam pidatonya pembukaan di Hotel Tivoli Moffaej, Sao Paolo, Senin (22/9), Acep menyampaikan bahwa penyelenggaraan INA-LAC yang ke-7 ini menandai evolusi penting dalam diplomasi ekonomi Indonesia. “Misi ini menunjukkan kedewasaan dan skala keterlibatan kita yang semakin besar dengan Kawasan Amerika Latin dan Karibia, diperlukan untuk memperkuat kerja sama dua arah, mendorong pembangunan berkelanjutan, demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Asep yang juga Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Luar Negeri RI. 

Tahun ini, forum INA-LAC 2025 mengangkat tema “Charging Towards Sustainable and Resilient Business Partnerships” yang mencerminkan tekad Indonesia bersama negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk beradaptasi dengan dinamika global, termasuk meningkatnya proteksionisme, tarif perdagangan, serta ketegangan geopolitik.

Acep menekankan INA-LAC telah berkembang lebih dari sekadar forum bisnis menjadi jembatan strategis yang menghasilkan total nilai transaksi mencapai US$17,5 miliar sejak 2019. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia dan LAC adalah dua kawasan besar yang sama-sama bergerak menuju 2045 dengan semangat pertumbuhan dan kemakmuran bersama.

Sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, Indonesia kini mengedepankan politik luar negeri yang lebih tegas dan beragam dengan menjadikan Amerika Latin dan Karibia sebagai poros strategis. Acep menjelaskan tiga pertimbangan utama dari poros ini, yakni diversifikasi ekonomi, otonomi geopolitik, dan solidaritas Selatan Global.

Ia juga menyinggung diplomasi nyata yang telah ditempuh Indonesia, termasuk kunjungan Presiden Prabowo ke Lima dan Rio de Janeiro untuk menghadiri KTT APEC dan G-20, serta partisipasi pada KTT BRICS di Rio de Janeiro tahun ini yang dilanjutkan dengan kunjungan kenegaraan ke Brasilia. Selain itu, kunjungan Presiden Peru Dina Boluarte ke Jakarta pada Agustus lalu menghasilkan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) kedua dengan negara Amerika Latin dan Karibia.

Lebih lanjut, Acep memaparkan tiga prioritas kerja sama dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia, yakni diversifikasi perdagangan dan investasi, penguatan rantai pasok pangan, energi, dan mineral, serta pemberdayaan UMKM dan industri kreatif. Indonesia juga tengah mendorong penyelesaian negosiasi CEPA Indonesia-Cile, implementasi CEPA Indonesia-Peru, serta eksplorasi CEPA Indonesia-MERCOSUR.

“INA-LAC bukan hanya tentang pertemuan bisnis, tetapi tentang membangun kepercayaan, ketangguhan, dan kemakmuran bersama,” kata Acep menutup pidatonya.

Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno menegaskan pentingnya penguatan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia melalui INA-LAC Business Mission 2025 di Sao Paulo, Brasil. “INA-LAC Business Mission merupakan pendekatan proaktif dari diplomasi ekonomi Indonesia, khususnya ke kawasan Amerika Latin dan Karibia, yang semakin populer dan menarik,” ujar Havas dalam sambutannya, Senin (22/9).

Ia menekankan bahwa Amerika Latin dan Karibia adalah mitra penting Indonesia saat ini maupun di masa depan, dengan peluang besar di berbagai sektor, mulai dari pertanian, minyak dan gas, energi, mineral, hingga investasi lintas bidang. Secara khusus, Havas menyoroti potensi mineral kritis di kawasan tersebut. 

Dari data yang diterima Media Indonesia, Amerika Latin dan Karibia menghasilkan secara signifikan beberapa mineral penting, termasuk 35% lithium dunia, 40% tembaga dunia, nikel, dan logam tanah jarang. Kontribusinya terhadap pasar global mencapai US$ 180 miliar.

“Kami ingin membangun keterlibatan dengan Amerika Latin dan Karibia secara utuh dan terpadu,” tegas Arif Havas. 

MEMBANGUN JEMBATAN KERJA SAMA

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan pesan khusus dalam penyelenggaraan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Mission 2025 yang digelar di Brasil. Meski tidak hadir secara langsung, Anindya menegaskan dukungannya terhadap forum yang disebutnya sebagai upaya kolektif untuk membangun jembatan kerja sama antar kawasan.

“INA-LAC bukan sekadar platform perdagangan dan investasi, melainkan sebuah manifestasi dari komitmen kita untuk menumbuhkan inovasi dan menghadirkan peluang yang menguntungkan bangsa kita dan rakyat kita,” ujar Anindya dalam pidatonya melalui rekaman video, Senin (22/9).

Dalam acara pembukaan INA-LAC 2025 tersebut hadir pula Secretario-executivo, Ministerio do Desenvolvimento, Industria, Comercio e Servicos (MDIC) Marcio Fernando Elias Rosa dan Director of Institutional Relations and Social Programs, Bracell, RGE Group Manoel Browne. Keduanya sepakat bahwa kerja sama antara Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia harus terus diperkuat. 

“Kami mengapresiasi misi bisnis dalam platform INA-LAC. Inilah cara kita untuk bersama-sama menghadapi tantangan dunia di masa depan,” tutup Marcio Fernando Elias Rosa. (I-1)

 

[OTOMOTIFKU]