
AMERIKA Serikat (AS) meluncurkan rencana berani berisi 21 poin yang bertujuan mengakhiri perang genosida Israel di Jalur Gaza dan menciptakan jalan menuju negara Palestina di masa depan. Rencana ini mengusulkan pembebasan segera para sandera, pemberian amnesti kepada anggota Hamas yang berdamai, dan mendorong warga Gaza untuk tetap tinggal di Jalur Gaza.
Rencana itu menandakan perubahan besar dalam kebijakan AS di tengah meningkatnya ketegangan regional. Rencana untuk mengakhiri konflik Gaza ini mendesak warga Palestina untuk tetap tinggal di Jalur Gaza dan menguraikan peta jalan menuju pembentukan negara Palestina di masa depan.
Menurut situs web The Times of Israel, ringkasan rencana berikut telah diubah untuk mencerminkan permintaan dari sumber yang menyediakannya. Berikut rincian 21 Poin Trump untuk Gaza.
1. Gaza akan menjadi wilayah deradikalisasi, bebas terorisme, dan tidak lagi mengancam wilayah tetangga.
2. Pembangunan kembali Gaza akan memprioritaskan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Jika proposal ini diterima oleh kedua belah pihak, konflik akan segera berakhir, dengan pasukan Israel menghentikan operasi dan perlahan-lahan menarik diri dari Gaza.
4. Jika Israel secara terbuka menerima kesepakatan tersebut dalam waktu 48 jam, semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, akan dipulangkan.
5. Israel akan membebaskan ratusan tahanan keamanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan lebih dari 1.000 warga Gaza yang ditangkap sejak awal perang, beserta jenazah ratusan warga Palestina, setelah semua sandera dibebaskan.
6. Anggota Hamas yang berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai akan diberikan amnesti, sementara anggota yang ingin meninggalkan Jalur Gaza akan diberikan perjalanan aman ke negara-negara penerima.
Baca juga: AS Tawarkan 21 Poin Trump untuk Gaza, Apa Isinya
7. Setelah kesepakatan tersebut, bantuan akan mencapai Jalur Gaza dengan jumlah yang tidak lebih rendah dari standar yang ditetapkan dalam kesepakatan penyanderaan Januari 2025, yang mencakup 600 truk bantuan per hari.
8. Bantuan akan didistribusikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah tanpa gangguan dari kedua belah pihak, bersama dengan organisasi internasional lain yang tidak terkait dengan Israel maupun Hamas.
9. Gaza akan diperintah oleh pemerintahan sementara dan transisi yang terdiri dari para teknokrat Palestina yang akan bertanggung jawab untuk menyediakan layanan dan fasilitas harian bagi rakyat Jalur Gaza. Komite tersebut akan dipantau oleh badan internasional baru yang dibentuk oleh AS melalui konsultasi dengan mitra Arab dan Eropa. Badan ini akan menetapkan kerangka kerja untuk mendanai pembangunan kembali Gaza hingga Otoritas Palestina menyelesaikan program reformasinya.
Poin kesembilan tampaknya banyak mengambil inspirasi dari rencana mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk mengakhiri perang yang pertama kali diungkapkan oleh The Times of Israel awal bulan ini.
10. Suatu rencana ekonomi akan dikembangkan untuk membangun kembali Gaza, dengan memanfaatkan para ahli yang berpengalaman dalam membangun kota-kota modern di Timur Tengah dan menggabungkan strategi yang ada yang dirancang untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.
11. Satu zona ekonomi khusus akan dibentuk, dengan tarif yang lebih rendah dan persyaratan akses yang akan dinegosiasikan oleh negara-negara peserta.
12. Tidak seorang pun akan dipaksa meninggalkan Gaza, dan mereka yang memilih untuk pergi akan memiliki hak untuk kembali. Penduduk akan didorong untuk tetap tinggal dan diberi kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik di Jalur Gaza.
13. Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Gaza. Akan ada komitmen untuk membongkar dan menghentikan pembangunan infrastruktur militer ofensif apa pun, termasuk terowongan, sementara kepemimpinan baru Gaza menjanjikan hubungan damai dengan negara-negara tetangga.
14. Mitra regional akan memberikan jaminan keamanan untuk memastikan Hamas dan faksi-faksi lain di Gaza memenuhi kewajiban mereka dan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel atau penduduknya sendiri.
15. Amerika Serikat, bekerja sama dengan mitra Arab dan internasional, akan membentuk pasukan stabilisasi internasional sementara yang akan segera dikerahkan di Gaza, mengawasi keamanan dan melatih pasukan polisi Palestina untuk bertugas sebagai badan keamanan internal jangka panjang.
16. Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza, dan IDF akan secara bertahap menarik diri dari wilayah yang saat ini dikuasainya seiring pasukan keamanan pengganti mengambil alih kekuasaan dan menstabilkan Jalur Gaza.
17. Jika Hamas menunda atau menolak rencana tersebut, langkah-langkah ini akan tetap dilaksanakan di wilayah yang bebas teror, dengan IDF secara bertahap mengalihkan kendali kepada pasukan stabilisasi internasional.
Untuk pertama kali, ada kemungkinan bahwa kesepakatan tersebut setidaknya dapat diimplementasikan sebagian telah disebutkan, meskipun Hamas tidak setuju.
18. Israel telah sepakat untuk tidak melancarkan serangan militer di masa mendatang di Qatar, sementara AS dan komunitas internasional mengakui peran kunci Doha sebagai mediator dalam konflik Gaza.
19. Satu program akan dibentuk untuk deradikalisasi penduduk, termasuk dialog antaragama yang dirancang untuk mengubah pola pikir dan narasi di Israel dan Gaza.
20. Setelah pembangunan kembali Gaza berjalan dan reformasi Otoritas Palestina diimplementasikan, kondisinya dapat memungkinkan terciptanya jalur yang kredibel menuju negara Palestina, yang mencerminkan aspirasi rakyat Palestina.
21. AS akan membangun dialog antara Israel dan Palestina untuk menyepakati cakrawala politik bagi koeksistensi damai. (Economic Times/I-2)
[OTOMOTIFKU]