
Bank Nobu bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Kadin Indonesia, REI, serta sejumlah asosiasi pengembang dan industri pendukung menggelar Pertemuan & Symposium Perumahan pada Selasa (16/9) di Balai Sarbini, Lippo Mall Nusantara, Jakarta. Acara yang berlangsung pukul 18.30–20.00 WIB itu diperkirakan dihadiri lebih dari 800 pelaku utama dari sektor perumahan, properti, konstruksi, bahan bangunan, perbankan, hingga jasa terkait.
Forum ini digelar untuk memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan dalam menjadikan sektor perumahan sebagai motor penggerak ekonomi nasional, dengan target pertumbuhan 8 persen terhadap PDB. Sejumlah tokoh dijadwalkan hadir, antara lain Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo, Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Ketua Umum KADIN Anindya Bakrie, Wakil Ketua Umum Kadin James T Riady, serta Direktur Utama Bank Nobu Suhaimin Johan.
Hashim Djojohadikusumo menekankan bahwa sektor perumahan bukan sekadar bisnis, melainkan misi sosial dan kebangsaan.
“Melalui KUR Perumahan dan skema pembiayaan lain, kita bisa memperluas akses hunian layak, menciptakan jutaan lapangan kerja, dan menggerakkan roda ekonomi nasional,” ujar Hashim.
Senada, Menteri Perumahan Maruarar Sirait menyebut perumahan sebagai urat nadi pembangunan bangsa yang membutuhkan kolaborasi erat pemerintah, dunia usaha, dan perbankan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, pertumbuhan ekonomi 8% hanya dapat dicapai dengan menggerakkan sektor yang memiliki efek berganda besar, salah satunya perumahan dan konstruksi. “Inovasi pembiayaan seperti KUR Perumahan menjadi katalis penting,” katanya.
Nobu Bank dalam kesempatan ini akan memperkenalkan tiga program unggulan pembiayaan perumahan dalam Program Warisan Bangsa, yakni KPR Progresif, FLPP Perumahan Subsidi, serta KUR Perumahan. Skema terakhir menjadi sorotan karena menghadirkan akses pembiayaan cepat dan bunga rendah, sekaligus mendukung pengembang, kontraktor, UMKM, hingga industri material bangunan.
Dirut Bank Nobu Suhaimin Johan menegaskan komitmennya menyediakan solusi pembiayaan inklusif. “Kami percaya, akses pembiayaan yang merata dapat menggerakkan pasar, memperluas kesempatan usaha, dan memperkuat ekonomi nasional dari akar rumput hingga level atas,” ungkapnya.
Dengan sinergi pemerintah, dunia usaha, dan perbankan, sektor perumahan diyakini mampu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat rantai pasok, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga daya saing Indonesia di tingkat global. (E-3)
[OTOMOTIFKU]