Tepuk Sakinah Dorong Kemampuan Mencairkan Suasana Saat Konflik

Tepuk Sakinah Dorong Kemampuan Mencairkan Suasana Saat Konflik
Video Tepuk Sakinah(Dok KUA Menteng)

DIREKTORAT Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama memperkenalkan inovasi kreatif berupa Tepuk Sakinah sebagai metode baru dalam pembekalan perkawinan (Bimwin). Gerakan ini dibuat agar calon pengantin dapat lebih mudah mengingat lima pilar membangun keluarga sakinah.

“Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup,” ujar Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad di Jakarta, Jumat (26/9).

Format Tepuk Sakinah memadukan gerakan tepuk tangan dengan syair sederhana. Cara ini dinilai memudahkan peserta menghafal inti materi sekaligus membuat pembekalan lebih menyenangkan. Tak heran, inovasi ini ramai diperbincangkan di media sosial karena dianggap unik, interaktif, dan sarat pesan moral.

Abu menjelaskan, lima pilar keluarga sakinah yang diajarkan dalam gerakan ini meliputi Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghalizan (janji kokoh), Mu’asyarah Bil Ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), Musyawarah, serta Taradhin (saling ridha).

“Dengan format yel-yel, nilai-nilai ini diharapkan lebih mudah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Menurut Abu, gerakan tepuk tangan bukan sekadar seremonial. “Pesan yang dibangun adalah agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi konflik dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah,” imbuhnya.

Ia menambahkan, fondasi keluarga sakinah mencakup prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesalingan. Karakteristiknya dibangun atas perkawinan yang sah dan tercatat, dilandasi prinsip nondiskriminasi dan nonkekerasan, serta dirawat dengan kasih sayang dan moderasi beragama.

Selain itu, materi Bimwin kini juga lebih komprehensif. Calon pengantin dibekali pengetahuan seputar pengelolaan psikologi dan dinamika keluarga, keuangan rumah tangga, kesehatan reproduksi, hingga persiapan membangun generasi berkualitas.

“Program Bimwin ini bertujuan menyiapkan calon pengantin membentuk keluarga yang kuat, menurunkan angka perceraian, dan meningkatkan kualitas rumah tangga,” tegas Abu.

Sepanjang 2025, Kemenag mencetak 600 fasilitator Bimwin. Mereka bertugas mendampingi calon pengantin tidak hanya sebelum menikah, tetapi juga setelah menikah. Program lanjutan yang disiapkan antara lain Sekolah Relasi Suami-Istri (Serasi), Kompak (Konsultasi, Mediasi, Pendampingan, Advokasi), serta Lestari (Layanan Bersama Ketahanan Keluarga Indonesia). (M-2) 

 

[OTOMOTIFKU]