
Platform perdagangan aset kripto Tokocrypto resmi mencatatkan token Solana Optimistic Network (SOON) ke dalam daftar perdagangannya pada 17 September 2025. Dengan demikian, pengguna di Indonesia kini dapat memperdagangkan aset yang diklaim sebagai salah satu proyek modular blockchain terbaru dengan keunggulan kecepatan transaksi dan interoperabilitas lintas rantai.
SOON merupakan jaringan Ethereum Layer 2 yang menggunakan teknologi Solana Virtual Machine (SVM). Arsitektur yang disebut Decoupled SVM memungkinkan jaringan ini memproses transaksi lebih cepat dibandingkan sistem konvensional. Proyek ini juga menawarkan fitur Super Adoption Stack (SAS), yang telah mendukung lebih dari 20 proyek blockchain, termasuk Cytonic, CARV, dan Lucent Network.
Fitur lain yang disorot adalah SOL x TON Bridge, yang menurut riset Chainlink (2025) telah mencatat lebih dari 15.000 transaksi lintas rantai dengan volume harian tertinggi mencapai US$1,2 juta.
Dalam keterangan resmi, CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyebut pencatatan SOON di bursa lokal sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memperluas pilihan aset bagi pengguna. “Dengan teknologi modular rollup dan kemampuan cross-chain, SOON akan membuka peluang baru bagi pengembangan ekosistem web3 di Indonesia,” ujarnya.
SOON juga tercatat baru saja memperoleh pendanaan strategis senilai US$5 juta dari Jump Crypto, Amber Group, serta sejumlah investor perorangan. Dana tersebut akan difokuskan pada pengembangan infrastruktur blockchain, ekspansi ke sektor Real-World Asset (RWA), serta pengembangan produk copy-trading.
Pihak pengembang menyambut positif kerja sama dengan Tokocrypto. “Indonesia memiliki komunitas kripto yang dinamis dan berkembang pesat. Kami yakin, pencatatan SOON akan mendorong adopsi teknologi modular blockchain,” kata CEO sekaligus Co-founder SOON, Joanna Zeng.
Di sisi lain, tren perdagangan aset digital di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto per Juli 2025 mencapai 16,5 juta, naik 4,11% dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai transaksi pada bulan yang sama tercatat Rp52,46 triliun, meningkat 62,36% dari Juni 2025.
Sepanjang Januari-Juli 2025, total nilai transaksi kripto nasional mencapai Rp276,45 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh dominasi generasi muda yang melek digital, penetrasi smartphone dan internet yang luas, serta semakin banyaknya bursa kripto berizin yang menyediakan akses ke token global.
Mulai tahun ini, pengawasan industri aset digital beralih dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemerintah juga mendorong literasi digital dan program “digital downstreaming” untuk menyiapkan tenaga kerja menghadapi perkembangan teknologi Web3, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain.
[OTOMOTIFKU]