Trump di PBB Serukan Tutup Perbatasan, Usir Imigran, dan Tolak Energi Hijau

Trump di PBB Serukan Tutup Perbatasan, Usir Imigran, dan Tolak Energi Hijau
Dalam pidato di PBB, Donald Trump menyerang kebijakan migrasi global, menuding PBB mendanai imigran, tolak energi hijau, dan sindir pemimpin Eropa.(Media Sosial X)

PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menarik perhatian dunia setelah enam tahun absen dari panggung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pidatonya yang bertepatan dengan peringatan 80 tahun berdirinya PBB, Trump melontarkan serangan keras terhadap badan dunia tersebut yang ia sebut sebagai lembaga “tidak berguna, korup, dan penuh kepentingan globalis”.

Di hadapan para pemimpin negara dan delegasi internasional, Trump menyerukan agar setiap negara menutup perbatasan, mengusir imigran, serta menghentikan apa yang ia klaim sebagai “agenda migrasi globalis” yang didorong oleh PBB. Ia menuduh organisasi itu “mendanai serangan terhadap negara-negara Barat” dengan memberikan fasilitas kepada para migran.

Serangan ke Eropa dan Agenda Hijau

Trump menuding para pemimpin Eropa telah “menghancurkan warisan” mereka dengan membiarkan arus migrasi atas dasar “political correctness”. Ia menyebut kebijakan perbatasan terbuka sebagai eksperimen gagal yang merusak masa depan bangsa.

Tidak hanya soal migrasi, Trump juga mengkritik keras energi hijau. Ia menilai transisi ke energi terbarukan justru melemahkan industri negara maju dan menguntungkan negara-negara yang “melanggar aturan dan meraup keuntungan besar”. Menurutnya, energi terbarukan dan imigrasi adalah “dua monster berekor” yang meluluhlantakkan dunia bebas.

Sindiran ke London dan Isu Islamofobia

Dalam pidatonya, Trump menyebut Wali Kota London, Sadiq Khan, sebagai “wali kota yang buruk” dan menuduh kota itu terancam beralih ke syariat Islam. Ucapannya ini menuai kritik karena dinilai sarat dengan nada Islamofobia.

Klaim dan Serangan Balik ke PBB

Trump juga mengulang klaim kontroversial dirinya berhasil mengakhiri tujuh perang hanya dalam delapan bulan masa jabatan, seraya menuding PBB tidak lebih dari sekadar penghasil “kata-kata kosong” tanpa aksi nyata. Ia menyebut perubahan iklim sebagai “penipuan terbesar di dunia” dan menyatakan bahwa ramalan-ramalan PBB soal krisis iklim salah besar.

“Imigrasi dan energi hijau yang mahal sedang menghancurkan sebagian besar dunia bebas,” katanya. “Negara-negara membutuhkan perbatasan yang kuat dan energi tradisional jika ingin kembali berjaya.”

Sentil Rusia dan Perang Ukraina

Menyinggung konflik Ukraina, Trump menawarkan untuk mengenakan tarif besar terhadap Rusia demi mengakhiri invasi, tetapi dengan syarat negara-negara Eropa berhenti membeli energi Rusia. Ia mengecam sekutu NATO karena dianggap masih mendanai perang melalui impor minyak dan gas Moskow.

Kritikus menilai Trump berusaha menghindari tanggung jawab AS dalam upaya perdamaian, sambil melempar beban negosiasi ke Eropa. Beberapa negara, termasuk Hungaria, menolak menghentikan impor energi Rusia dengan alasan tidak memiliki alternatif. (The Guardian/Z-2)

[OTOMOTIFKU]