
SEJUMLAH dosen UPN “Veteran”, Jawa Timur saling berkolaborasi dari berbagai keilmuan agribisnis, informatika, dan sistem informasi melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) menyasar petani bawang merah di Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk.
Sasaran pengabdian ini merupakan petani yang tergabung dalam P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) Santosa Jaya. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan penerapan mikrokontroler dan IoT, serta pemasangan sistem irigasi dan pemupukan di lahan bawang merah anggota P4S Santosa Jaya.
Program pengabdian masyarakat yang dilakukan mengusung tema penerapan IoT sebagai upaya meningkatkan efisiensi produksi dan manajemen usaha tani bawang merah. Program ini dilatar belakangi dengan adanya permasalahan tingginya risiko usaha tani bawang merah, adanya kegagalan panen dikarenakan kekeringan, mahalnya biaya produksi usahatani, petani belum bisa mengetahui data secara real time suhu dan unsur hara tanah. Oleh karena itu, tim pengabdian membantu untuk implementasi Internet of Things (IoT) pada lahan bawang merah P4S Santosa Jaya.
Ketua Tim PKM, Dita Atasa, dari Prodi Agribisnis, menjelaskan perolehan profit petani jika menggunakan IoT pada usaha tani mereka. “Teknologi ini diharapkan mampu membantu petani mengelola lahan dengan lebih presisi, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan hasil panen.” ujar Dita.
Fetty Tri Anggraeny, selaku anggota PKM pengusung teknologi IoT dari Prodi Informatika, menambahkan bahwa pemanfaatan IoT memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time. “Petani bisa mengetahui kebutuhan air dan pupuk sesuai kondisi aktual tanaman. Dengan demikian, penerapan input menjadi lebih tepat guna, efisien, dan ramah lingkungan. Hal ini mendukung SDG 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” jelas Fetty.
Sementara itu, Agussalim selaku anggota PKM pengusung sistem teknologi IoT dari Prodi Sistem Informasi, menekankan pentingnya pemberdayaan petani agar mampu mengoperasikan teknologi tersebut secara mandiri. “Kami tidak hanya memberikan perangkat, tetapi juga melatih petani agar memahami cara kerja, pemeliharaan, dan manfaat teknologi. Dengan begitu, teknologi ini bisa terus digunakan dan dikembangkan secara berkelanjutan,” kata Agussalim.
Ketua P4S Santosa Jaya, Puji menyampaikan apresiasi atas hadirnya inovasi teknologi ini. “Selama ini petani bawang merah masih menghadapi kendala biaya pupuk dan keterbatasan air. Dengan teknologi IoT, kami optimistis dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan,” ungkap Puji.
Dengan dukungan pemerintah, akademisi, dan kelompok tani, program ini diharapkan mampu mendorong pertanian bawang merah di Nganjuk menjadi lebih modern, berdaya saing, serta mendukung pencapaian SDGs pada level nasional maupun global.
Kegiatan pengabdian dengan skema pemberdayaan kemitraan masyarakat ini merupakan program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, dalam skema Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) tahun pendanaan 2025. (E-2)
[OTOMOTIFKU]