
Rasa begah dan kembung pada perut kerap dipandang sebagai masalah sepele yang identik dengan gangguan pencernaan. Namun, kisah seorang wanita muda bernama Vya, berusia 20-an dan tinggal di DKI Jakarta, membuka mata publik bahwa keluhan sederhana tersebut bisa menjadi gejala penyakit serius, yakni endometriosis.
Endometriosis merupakan gangguan pada sistem reproduksi wanita. Penyakit yang sering disebut juga kista cokelat ini terjadi ketika jaringan lapisan dalam dinding rahim justru tumbuh di luar rongga rahim.
Sama seperti di dalam rahim, jaringan tersebut ikut menebal dan luruh setiap kali siklus menstruasi berlangsung. Bedanya, darah hasil peluruhan tidak memiliki jalur keluar sehingga menumpuk di area luar rahim. Kondisi inilah yang kemudian memicu iritasi serta peradangan pada jaringan di sekitarnya.
Vya menuturkan, perutnya hampir setiap hari terasa kembung layaknya masuk angin. Berbagai upaya ia lakukan, mulai dari minum air hangat hingga mengonsumsi obat herbal, tetapi gangguan itu tidak kunjung hilang.
“Sampai akhirnya ada beberapa kali setiap mens hari pertama itu tuh sakitnya gak bisa pake, apa namanya, painkiller lagi sampai harus ke UGD gitu. Di UGD juga aku pake infus painkiller itu kayak lama gitu efeknya gak hilang-hilang gitu. Sampai akhirnya dirujuk ke dokter umum, dari dokter umum di WSG abdomen biasa, terus ke SPOG,” kata Vya dalam video tiktoknya pada 5 September lalu.
Vya menjelaskan adanya rasa sakit sehabis menstruasi saat buang air besar yang sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya.
“Aku tuh ngerasain kayak after week period itu selesai itu selalu mau poop itu sakit banget. Kalau pipis sih gak ya, kan kalau aku baca di komen itu ada beberapa orang pipisnya sakit. Tapi kalau aku itu gak lebih ke pas poop aja sih.”
“Jadi kayak udah bener-bener mengganggu aktivitas gitu,” tambahnya
Vya kemudian menjelaskan bagaimana akhirnya ia mengetahui bahwa penyakit yang dialaminya adalah endometriosis dan kista. Menurutnya, kepastian itu diperoleh setelah ia memeriksakan diri ke sejumlah dokter spesialis kandungan serta beberapa rumah sakit.
Pertama kali, diagnosis didapatkan di Rumah Sakit Advent. Keesokan harinya, ia melanjutkan pemeriksaan ke Rumah Sakit Hermina Bandung, lalu ke Rumah Sakit Limijati Bandung. Hasil yang diperoleh di setiap rumah sakit ternyata konsisten menunjukkan temuan yang sama.
Ia juga sempat menjalani tes kanker yang membuatnya merasa cemas, tetapi hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi tersebut tidak sampai ke arah kanker. Setelah pindah ke Jakarta, Vya kembali menjalani pemeriksaan di beberapa rumah sakit hingga akhirnya dirujuk ke dokter ahli. Terakhir, ia sempat melakukan pemeriksaan di kawasan Tebet, meski rencana untuk melanjutkan ke RSCM belum sempat ia lakukan.
Kini, setelah menjalani pengobatan secara rutin selama 10 bulan, kondisi Vya menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Ia bahkan mengakui bahwa setelah mencoba berbagai metode penanganan sebelumnya, hasil dari konsumsi obat secara teratur membuat keluhannya jauh lebih membaik. (tiktok @vyalyany, halodoc/Z-10)
[OTOMOTIFKU]